Panen Dimulai, Stok Pangan Diklaim Aman Jelang Ramadan

Indonesia pada 2022 lalu mampu memenuhi kebutuhan stok pangan, termasuk beras yang mencapai 50 juta ton lebih.

Galih Priatmojo
Sabtu, 25 Februari 2023 | 15:57 WIB
Panen Dimulai, Stok Pangan Diklaim Aman Jelang Ramadan
Ilustrasi beras. (Dok : Kementan)

SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo (jokowi) menginstruksikan kementerian menyiapkan kebutuhan stok pangan aman menjelang Ramadan 1444 Hijriah. Karenanya Kementerian  Pertanian (kementan) melakukan survei ke lapangan untuk memastikan ketersediaan pangan.

"Kemarin kita sudah survei, lihat ke pasar bahwa [sektor pertanian] sudah mulai panen, saya yakin dengan hasil di lapangan, kita tidak akan mengalami kendala menjelang ramadan," papar Inspektur Jenderal (Irjen) Kementan, Jan S Maringka usai memberikan kuliah umum di Polbangtan Yoma di Yogyakarta, Sabtu (25/02/2023).

Menurut Jan, secara produksi berbagai komoditas pertanian yang tersedia lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di antaranya, beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur dan gula.

Indonesia pada 2022 lalu mampu memenuhi kebutuhan stok pangan, termasuk beras yang mencapai 50 juta ton lebih. Karenanya tahun ini pun ditargetkan produksi beras bisa mencapai kebutuhan seperti halnya tahun lalu.

Baca Juga:Perkuat Ekonomi dan Ketahanan Pangan, Kiyai Muda Jatim Dukung Budi Daya Kacang Sacha Inchi

Begitu pula ketersediaan jagung mencapai 23,5 juta ton dan kedelai yang mencapai 200 ribu ton. Sedangkan produksi tebu ditargetkan mencapai 37,15 juta ton, kopi 81 ribu ton dan kakao 78 ribu ton serta daging sapi/kerbau 465,15 ribu ton. Untuk bawang merah target produksinya 1,71 juta ton, cabai 2,93 juta ton dan bawang putih 45,45 juta ton.

"Maka kalau stok beras 50 juta ton tiap tahunnya, maka kita seharusnya tidak mengalami krisis. Kedepan [menjelang ramadan] stok kita kedepan bisa lebih baik lagi," ungkapnya.

Untuk mengantisipasi krisis pangan, lanjut Jan, Kementan mendorong pemenuhan stok pangan untuk kebutuhan dalam negeri. Baru kemudian stok berlebih atau over stok, maka baru dilakukan ekspor ke luar negeri.

Pemerintah juga melakukan optimalisasi hasil pertanian juga dilakukan. Diantaranya menggandeng perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi pertanian yang lebih modern dan memiliki daya saing untuk kebutuhan pasar global dan mampu meningkat ekspor pertanian.

"Kita optimal dalam mengembangkan produksi pertanian," tandasnya.

Baca Juga:Urusan Pangan Negara Lain Disebut Sudah Sangat Parah, Jokowi: Jaga Pasokan

Jan menambahkan, selain meningkatkan produksi pertanian, pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian juga ditingkatkan. Diantaranya melatih 1.200 petani milenial untuk memajukan sektor pertanian.

"Selain itu mengembangkan inovasi pertanian yang sesuai kebutuhan pasar. Tak hanya percepatan produksi pertanian juga irigasi yang sifatnya yang melalui teknologi," paparnya.

Sementara Direktur Polbangtan Yoma, Bambang Darmanto semangat jaga pangan dikampanyekan ke seluruh sektor, termasuk di tingkat perguruan tinggi. Dengan demikian persoalan ancaman krisis pangan di masa yang akan dapat ditangani dengan baik.

"Di sejumlah wilayah di dunia, yang mendukung keberhasilan itu berasal diddukung dengan attitude dan daya juang yang kuat," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini