SuaraJogja.id - Harga tanah di DIY yang tinggi dan membuat warga lokal kesulitan untuk membeli rumah nampaknya bukan tanpa alasan. Penjabat (pj) Sekda DIY, Wiyos Santoso mengakui banyak warga asal Jakarta, terutama para pensiunan yang ingin tinggal di DIY.
Murahnya harga pangan dan tingginya harapan hidup di DIY jadi alasan mereka memilih tinggal di kota ini pasca pensiun. Akibatnya mereka tidak menawar saat membeli tanah di DIY.
"Akhirnya banyak orang jakarta kalau beli tanah di jogja ora ngenyang (menawar-red). Mau saja. Akhirnya kan juga orang jogja sendiri akhirnya kalau mau beli [tanah] itu terlalu tinggi," papar Wiyos di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (10/03/2023).
Menurut Wiyos, tingginya permintaan warga luar untuk membeli tanah di DIY sulit dibendung. Banyaknya permintaan pembelian tanah akhirnya membuat lahan di kota ini semakin terbatas.
Baca Juga:Warga Banyakan Demonstrasi Tolak Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Sampah di Wilayahnya
Apalagi pemda tidak bisa membatasi warga DIY untuk menjual tanahnya. Contohnya di kawasan Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS), banyak warga menawarkan tanahnya dengan harga yang tinggi.
"Kalau dulu sebelum ada jalur cepat jjls dan masih hutan, warga sana hanya bisa menjual tanah dengan harga murah. Tapi saat ini dengan adanya jalur cepat tersebut, maka tanah di kawasan itu jadi mahal. Kan akhirnya banyak warga yang ingin merasakan menjual tanah mereka dengan harga mahal," tandasnya.
Karenanya pernyataan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X untuk mengembangkan rumah murah di Sultan Ground atau tanah Sultan yang berada di kawasan Bantul nampaknya masih jadi wacana. Rencana tersebut masih jauh dari realita karena membutuhkan perencanaan yang matang.
Pemda masih harus menginventarisir Sultan Ground yang bisa dimanfaatkan untuk kawasan rumah murah. Apalagi Sultan Ground juga yang ada di DIY juga sudah dimanfaatkan oleh warga sekitar.
"Jogja mana ada kawasan sultan ground yang kosong, minimal ada yang garap. Kalau ada yang garap untuk pertanian maka kita harus ganti rugi juga untuk mengalihkan mereka juga," imbuhnya.
Baca Juga:Buruh Jogja, Begini Cara Mengadu Kalau Ada Masalah Seputar THR
Kontributor : Putu Ayu Palupi