Terjadi Gempa Bumi Semalam Berpusat di Sleman, Bukan Pergerakan Sesar Mataram Maupun Sesar Opak

Masyarakat harus mewaspadai potensi gempa bumi, yang muncul dari sesar Opak.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 19 April 2023 | 12:55 WIB
Terjadi Gempa Bumi Semalam Berpusat di Sleman, Bukan Pergerakan Sesar Mataram Maupun Sesar Opak
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 di wilayah pantai timur laut Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa 28 Maret 2023 [SuaraSulsel.id/BMKG]

Sedikitnya ada dua sumber gempa di wilayah selatan Jawa. Yaitu aktivitas pergerakan dua lempeng besar dunia; Indo-Australia dan Euro Asia, pada daerah subduksi yang terletak 200 kilometer dari pantai selatan Jawa. Lempeng itu membentang dari selatan Sumatera sampai dengan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pergerakannya, lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Euro-Asia. Hanya saja ukurannya berbeda-beda di setiap wilayah.

"Untuk DIY, kedua lempeng saling menyusup dengan ukuran rata-rata 44 milimeter per tahun. Akibat pergerakan itu, jika energi sudah tidak bisa ditahan maka akan dilepaskan. Sehingga menimbulkan tsunami. Seperti kejadian di Pangandaran beberapa waktu lalu," kata dia.

Berdasar analisis, pada titik pertemuan dua lempengan tadi, terdapat potensi gempa megathrust yang terjadi, dengan kekuatan mencapai 8,5 Magnitudo.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Hari Ini Wilayah Jabar Bakal Hujan disertai Angin Kencang dan Petir, Pemudik Harus Waspada!

"Dengan kekuatan gempa sebesar itu, diperkirakan dapat memicu tsunami hingga ketinggian 10 meter. Akan tiba di daratan dalam kurun waktu setengah jam," ungkapnya.

Agus menambahkan, selain aktivitas dua lempengan tadi, potensi megathrust juga disebabkan adanya sesar gempa di Opak, dan beberapa sesar lokal lain di daerah sekitarnya.

Secara teori, keberadaan sesar ini dapat menimbulkan gempa berkekuatan magnitudo 5,5-6 di daratan.

"Kejadian gempa memang belum bisa diprediksi, di negara maju sekalipun. Tapi sudah ada upaya untuk itu. Di DIY juga ada kegiatan prekursor gempa tapi masih sebatas kajian internal," tuturnya.

Sementara itu, mengutip laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja, menyatakan bahwa Sesar Mataram bukan sesar yang benar-benar baru. Sebab, Sesar Mataram bagian timur sebelumnya sudah dikenal sebagai sesar Dengkeng.

Baca Juga:Minggu Ini Ada Gerhana Matahari Hibrida, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir Rob

Konon, keberadaan sesar Mataram berpapasan dengan Sesar Opak, dimulai dari utara Candi Boko dan memanjang di sekitar selokan Mataram. Sesar Mataram adalah kelanjutan Sesar Dengkeng yang melintas dari timur ke barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak