Tersimpan Turun Temurun, Keris Bertahta Emas Zaman Majapahit Dipamerkan di Jogja

Menurut Gus Polen, pameran ini sengaja digelar tanpa ada bursa jual-beli keris dan tosan aji seperti lazimnya.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 28 Mei 2023 | 18:10 WIB
Tersimpan Turun Temurun, Keris Bertahta Emas Zaman Majapahit Dipamerkan di Jogja
Pengunjung melihat keris luk 7 ini bertahta emas dengan nama Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan di Ndalem Punokawan mulai Sabtu (27/5/2023). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Puluhan keris yang memiliki nilai sejarah dipamerkan di Ndalem Punokawan mulai Sabtu (27/5/2023). Tak main-main, keris yang dipamerkan bertahta emas yang berasal dari berbagai kerajaan di Nusantara,

Dari sekian koleksi, satu keris tertua yang dipamerkan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit pada abad 13 hingga 16. Keris luk 7 ini bertahta emas dengan nama Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan.

"Keris ini sudah turun temurun dimiliki seseorang, dan baru kali ini bisa ikut dipamerkan," ujar Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM), Nurjianto atau akrab dengan sebutan Gus Poleng disela pameran.

Selain keris Naga Sasra Kinatah Emas Kamarogan, sejumlah keris dari berbagai kerajaan juga ikut dipamerkan. Diantaranya keris Sepang, Kanjeng Kyahi Anggrek, Kanjeng Khayi Manggolo Rekso – Singo Barong Luk 7 serta keris Tilam Upih era HB I, Nyai Sekar Anggrek.

Baca Juga:Keindahan Akik, Keris dan Senja dalam Novel Akik dan Penghimpun Senja

Tak hanya dari kerajaan Jawa, keris dari kerajaan Bali juga ikut dipamerkan. Diantaranya koleksi waris dari Kerajaan Bangli, Rangga Wilah, Luk 15, Keris Naga Basuki dengan bentuk bermahkota emas, Keris Lurus Jalak Ngore dari era HB VII yang bergandik unik berujud Gupala dengan kinatah emas.

Menurut Gus Polen, pameran ini sengaja digelar tanpa ada bursa jual-beli keris dan tosan aji seperti lazimnya. Pameran itu coba mengenalkan dan memperluas jejaring seni tradisi tosan aji, khususnya untuk tingkat Keris Kamarogan ke masyarakat umum.

Masyarakat diharapkan bisa mengapresiasi dan mencintai keris sebagai salah satu warisan budaya adiluhung bangsa. Dengan demikian bisa mengangkat kembali, peran, citra dan gairah para peminat dan kolektor Keris Kamarogan pasca Pandemi COVID-19.

"Diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian seni budaya tradisi," tandasnya.

Sementara salah seorang pembina SKM, Ki Budiharja mengungkapkan pameran tersebut diharapkan mengedukasi masyarakat pecinta dan pemerhati seni tradisi khususnya keris, juga bagi masyarakat luas pada umumnya, wisatawan nusantara dan mancanegara tentang keris sebagai warisan budaya dunia.

Apalagi keris-keris kinatah kamarogan yang bertahtakan emas murni memiliki harga yang sangat jauh berbeda dari bilah keris pada umumnya. Unsur keindahan artistik dan seni keris kamarogan, masih saja tetap diminati dan diburu oleh para kolektor apalagi keris jenis ini, mulai semakin langka di pasaran.

Baca Juga:Cerita Keris Mpu Gandring, Antara Ambisi Kekuasaan, Api Asmara dan Kutukan

"Bila melihat transformasi bentuk bilah dan kinatah yang mengikuti eranya dari Jaman Kedatuan, Kerajaan, Kesultanan yang sangat unik dan langka," kata dia.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini