SuaraJogja.id - Jemaah haji Indonesia disambut dengan cuaca panas saat tiba di Makkah Al-Mukarramah. Suhu rata-rata di Kota Kelahiran Nabi Muhammad Saw tersebut berkisar antara 30-45 derajat Celsius.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Yogyakarta, Muhammad Tahrir mengatakan pihaknya sudah membekali para jemaah haji asal Kota Jogja terkait dengan kondisi tersebut. Informasi itu diberikan dalam bimbingan manasik.
"Itu sudah kita sampaikan tips-tips yang semestinya bisa dilakukan oleh jemaah dalam rangka antisipasi kondisi cuaca yang ekstrem di Makkah atau di Madinah. Apalagi dengan 45 derajat itu yang tidak biasa di Indonesia itu," kata Tahrir saat dihubungi, Rabu (7/6/2023).
Tahrir mengimbau para jemaah haji tidak lupa membawa berbagai alat pelindung diri yang diperlukan. Mulai dari masker, kacamata hitam, hingga tabir surya.
Baca Juga:Diikuti Banyak Lansia, Kemenag Kota Jogja Minta Jemaah Haji Diminta Saling Bantu
"Kacamata hitam supaya tidak langsung nanti terkena sinar matahari. Kalau perlu memakai tabir surya itu boleh seperti itu, jangan lupa," ujarnya.
Selain berbagai kelengkapan diri yang harus dibawa itu. Tahrir juga tak lupa mengingatkan jemaah haji untuk senantiasa minum air secara teratur dan cukup.
Hal itu guna menghindari dehidrasi yang berpotensi dialami oleh para jemaah haji. Mengingat cuaca panas ekstrem yang masih terus berlanjut di tanah suci.
"Jangan melupakan untuk minum sebelum haus. Nah ini banyak kasus dehidrasi di lapangan itu adalah karena tidak merasa haus sehingga tidak minum. Justru karena merasa tidak haus itu kebutuhan tubuh. Jangan menunggu haus baru kita minum," tuturnya
"Disarankan minimal tiap 10 menit itu minum walaupun dengan kondisi tidak haus. Lebih baik sedikit-sedikit minum, daripada minum banyak dan nanti beser atau buang air kecil. Kalau minum sesering mungkin itu buang air kecil juga teratur juga tidak akan berlebihan," imbuhnya.
Kemenag Kota Jogja sendiri menyatakan bahwa ada 353 calon jemaah haji Kota Yogyakarta yang siap terbang ke tanah suci. Dari jumlah tersebut hampir 30 persen atau 100an orang di antaranya merupakan lansia.
Selain itu setidaknya ada 20 lebih jemaah haji dari Kota Yogyakarta yang menggunakan kursi roda. Sehingga hal itu perlu menjadi perhatian khusus, tidak hanya kepada petugas tapi jemaah haji lain yang lebih muda atau mumpuni secara fisik untuk saling membantu.