Antisipasi Potensi Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk, 16 Kampung di Kota Jogja Dilengkapi Jaringan Hidran

Menurut Octo, keberadaan jaringan hidran kampung ini sangat efektif untuk menangani kebakaran.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 13 Juni 2023 | 20:25 WIB
Antisipasi Potensi Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk, 16 Kampung di Kota Jogja Dilengkapi Jaringan Hidran
Hidran kampung yang dibangun di Kampung Notoprajan, Kota Jogja beberapa waktu lalu. (SuaraJogja.id/HO-Pemkot Yogyakarta)

SuaraJogja.id - Sebanyak 16 kampung di Kota Yogyakarta telah dilengkapi jaringan hidran. Hal ini guna mengantisipasi potensi kejadian kebakaran hebat di pemukiman padat penduduk.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat menuturkan kampung yang sudah terpasang hidran itu di antaranya Kampung Notoprajan, Pathuk, Kauman, Prawirodirjan, Jlagran, Ledok Tukangan, Gemblakan Bawah, Basen dan terbaru Karanganyar. Pihaknya masih terus mendata kampung-kampung lain di wilayahnya.

Hingga saat ini tercatat total 23 kampung di Kota Yogyakarta yang telah disusun DED untuk jaringan hidran kampung tersebut. Pembangunan jaringan hidran kampung itu akan dilakukan bertahap dalam beberapa waktu ke depan.

Pihaknya tak menutup kemungkinan akan menambah lebih banyak lagi jaringan hidran kampung di Kota Jogja. Mengingat perkembangan pemukiman yang kian padat.

Baca Juga:Kebakaran Diduga Akibat Kebocoran Gas Hanguskan 30 Unit Bangunan di Denpasar

"Masih tersisa tujuh kampung akan dibangun bertahap. Tidak menutup kemungkinan akan kita kembangkan lagi untuk melihat kebutuhan di depan karena di Kota Yogyakarta perkembangan permukiman cukup pesat," kata Octo, Selasa (13/6/2023).

"Jadi memang harus dibarengi dengan penataan tata ruang yang bagus agar akses untuk kegawatdaruratan bisa optimal," imbuhnya.

Menurut Octo, keberadaan jaringan hidran kampung ini sangat efektif untuk menangani kebakaran. Sehingga api tidak dengan cepat meluas dan segera dipadamkan.

Kasus terbaru dicontohkan dengan kejadian kebakaran di wilayah Gedongtengen beberapa waktu lalu. Saat itu lokasi kebakaran berada jauh di bawah dan susah sumber air walaupun dekat dengan bantaran sungai.

Namun dengan adanya jaringan hidran kampung tersebut, kejadian tersebut dapat ditangani dengan cepat. Sebab lebih memudahkan pergerakan pasukan pemadam kebakaran yang datang.

Baca Juga:PSI Dan Relawan Kaesang Menang Bikin Basis PKS Kebakaran Jenggot di Pilwakot Depok Karena Slogan 'Sang Menang'

"Ini sudah kita coba petakan dengan sistem informasi hidran dan bak tandon. Harapannya petugas tahu larinya air ke mana, kemudian titik-titik siamese dan hidran kering kampung itu ada di mana saja sehingga akan mempercepat respon time penanganan kebakaran," tuturnya.

"Respon time kebakaran standar pelayanan minimal 15 menit. Kota Yogyakarta rata-rata per tahun 11 sampai 12 menit. Itu juga didukung dengan peran relawan pemadam kebakaran," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini