SuaraJogja.id - Penjabat (pj) Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo meminta pelaku wisata, termasuk wisata olahraga untuk ikut bertanggungjawab mengelola sampah. Hal ini menyusul persoalan sampah yang belum juga selesai di Kota Yogyakarta.
Sebab setiap hari hanya sekitar 100 ton sampah dari Kota Yogyakarta yang mampu ditampung TPST Piyungan. Padahal Kota Yogyakarta dengan berbagai aktivitas, termasuk pariwisata menghasilkan lebih dari 200 ton sampah setiap harinya.
"Saya ingin mengingatkan setiap event wisata, termasuk wisata olahraga ataupun yang lain, pengelolaan sampah harus dimanage dengan baik," ungkap Singgih disela persiapan Malioboro Run 2023 di Yogyakarta, Rabu (16/08/2023) sore.
Dicontohkan Singgih, dalam kegiatan wisata olahraga lari, panitia mestinya menyediakan trash bag atau kantong sampah agar peserta tidak sembarangan membuang sampah. Selain itu panitia harus mengurangi bahan-bahan yang mudah didaur ulang selama acara untuk mengurangi timbunan sampah di Kota Yogyakarta.
Baca Juga:Tumpukan Sampah Masih Berserakan di Jalan, Warga Kota Jogja Pertanyakan Penanganan Pemkot
Sebab meski Pemkot berusaha mengurangi sampah di depo-depo, belum semua sampah bisa terangkut. Bahkan sampah-sampah masih saja berserakan di sejumlah titik di Kota Yogyakarta.
"Ini penting sekali, bagaimana kita peduli terhadap lingkungan. Budaya untuk tidak nyampah (membuang sampah sembarangan-red), menggunakan bahan bahan yang ramah lingkungan jadi bagian yang sangat penting untuk dilakukan," tandasnya.
Sementara Direktur Utama BPD DIY Santoso Rohmad mengungkapkan, Malioboro Run 2023 digelar sebagai bagian dari upaya mendukung wisata olahraga di Kota Yogyakarta. Selain jadi upaya mengenalkan kawasan di Sumbu Filosofi juga menjadi ajang mengkampanyekan peduli lingkungan.
"Ada lebih dari 3.500 peserta dalam yang akan berlari melintasi sumbu filosofi sehingga ini momen yang tepat selain mengenalkan landmark yang ikonik di kota jogja, juga mengkampanyekan peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan kepada ribuan orang," paparnya.
Santoso menambahkan, sejumlah landmark Sumbu Filosofi akan dilewati para peserta pada 29 Oktober 2023. Diantaranya Tugu Pal Putih, Kotabaru, Malioboro, Benteng Vredeburg, Titik Nol Km hingga Plengkung Wijilan, Plengkung Gading, Pojok Beteng Wetan hingga Situs Warung Boto.
Baca Juga:Punya Sederet Dampak Negatif, DLH Sleman Imbau Warga Tak Bakar Sampah
"Melalui sport tourism diharapkan juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi