Saat ini, UGM sendiri masih akan menerapkan skripsi bagi para mahasiswanya. Ova menuturkan masih perlu perumusan lebih lanjut terkait penerapan kebijakan tersebut.
"Kalau ditanya UGM gimana tentunya ini nanti akan didiskusikan melalui senat akademik keputusan itu. Jadi tidak semata-mata eksekutif rektor yang menentukan, itu enggak. Transisinya kan dua tahun. Jadi nanti pasti akan dibicarakan. Misalnya nanti kita tetap ada skripsi ya ndapapa, ya artinya tidak ada salahnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Nadiem Makarim mengatakan bahwa ke depan, mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan tak lagi wajib skripsi untuk lulus.
Begitu juga dengan mahasiswa jenjang S2 dan S3, mereka tak lagi wajib mengerjakan tesis atau disertasi, serta tak wajib unggah jurnal yang sudah dikerjakan.
Menurut dia, tugas akhir bisa berbagai bentuk seperti prototipe, proyek, dan lainnya. Artinya, dia menilai bukan hanya skripsi, tesis, atau disertasi yang bisa menentukan kelulusan mahasiswa. Meski begitu, lanjut Nadiem, keputusan ini ada di masing-masing perguruan tinggi.