Tekan Impor Sapi, Ternak di Indonesia Dipasang RFID

Teknologi ini menggunakan gelombang radio untuk menyampaikan data ke petani melalui pembaca RFID.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 26 September 2023 | 20:15 WIB
Tekan Impor Sapi, Ternak di Indonesia Dipasang RFID
Ilustrasi Sapi (Pixabay/Ilona Ilyés)

SuaraJogja.id - Sempat berhenti akibat temuan penyakit Lumpy Skin Disease atau LSD, pemerintah saat ini mulai membuka kran impor sapi dari Australia. Namun upaya menekan impor dilakukan demi target swasembada daging sapi di Indonesia.

Salah satunya dengan pemasangan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) pada ternak sapi di Indonesia. Pemasangan teknologi RFID pada ternak dapat membantu memonitor kondisi kesehatan, termasuk ketercukupan nutrisi atau gizi pada sapi.

"Saya bilang bagaimana kalau pembuatan robot dengan RFID, RFID itu taruh saja di sapi, taruh saja di ternak-ternak," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa di UGM, Selasa (26/9/2023).

Teknologi pelacakan ternak RFID membantu petani untuk mendapatkan update real-time tentang kemajuan ternak mereka. Hal itu memungkinkan mereka untuk memeriksa tingkat aktivitas, status kesehatan, dan perubahan perilaku lainnya yang memengaruhi kesejahteraan ternak.

Baca Juga:Viral Seorang Pria Salat di Atas Sapi Tuai Perdebatan Warganet

Teknologi ini menggunakan gelombang radio untuk menyampaikan data ke petani melalui pembaca RFID. Yakni menggabungkan chip RFID yang menyimpan semua informasi mengenai hewan masing-masing.

Menurut Suharso, penggunaan teknologi RFID tersebut sekaligus berpeluang mencegah biodiversity loss atau menghilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia. Sebab peternakan sering dianggap memiliki dampak paling besar dalam ketersediaan keanekaragaman hayati karena sekitar 30 persen lahan di bumi digunakan untuk padang rumput dan tanaman pakan ternak, yang mengakibatkan perubahan habitat keanekaragaman hayati.

"Peluang itu kalau bisa dikembangkan termasuk untuk bagaimana mencegah biodiversity loss, kemudian ketahanan pangan kita termasuk soal daging tadi," jelasnya.

Sementara Dekan Sekolah Vokasi UGM Agus Maryono mengungkapkan pihaknya siap mendukung pengembangan produk-produk unggulan. Program itu diharapkan dapat mendukung penanganan pangan di Indonesia.

"Juga ide-ide untuk mengembangkan IT dalam rangka pangan sehingga tadi rifd yang dipasang di ternak-ternak," imbuhnya.

Baca Juga:Punya Usaha Ternak Sapi dan Kambing, Azis Gagap Akui Sering Rugi: Niatnya Emang Ibadah

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini