SuaraJogja.id - Kasus kebakaran di DIY semakin tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DIY mencatat, selama sepuluh bulan terakhir dari Januari hingga Oktober 2023 terjadi 557 kebakaran di wilayah ini.
Dari 557 kasus, sebanyak 183 kasus diantaranya merupakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kebanyakan karhutla terjadi akibat pembakaran sampah yang dilakukan warga.
"Penyebab karhutla sebagian besar bersih-bersih di lahan. Ranting, daun-daun dibakar, sehingga merembet ke lahan yang lain. Memang [karhutla banyak terjadi] karena membakar sampah," ungkap Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Kamis (19/10/2023).
Menurut Lilik, dari 183 kasus karhutla, sebanyak 53 kejadian terjadi di Bantul, Sedangkan 36 kejadian di Gunungkidul, 33 kejadian di Kulon Progo, 51 kejadian di Sleman dan 10 kejadian di Kota Jogja.
Baca Juga:Kantor Dinas Koperasi Bantul Diobok-obok Maling, Pelaku Ternyata Pegawai Penjaga Malam
Karhutla di DIY semakin meningkat selama puncak musim kemarau periode Agustus hingga Oktober 2023. Selama dua bulan terakhir, terjadi 145 kejadian karhutla di DIY.
"Sebagian [karhutla] besar terjadi di bulan september dan oktober," jelasnya
Lilik menambahkan, sebanyak 374 kejadian kebakaran lain terjadi di permukiman. Diantaranya kebakaran properti, bangunan, jaringan, pohon dan kendaraan.
"Yang paling banyak adalah akibat kelalaian manusia," jelasnya.
Karena itulah Lilik berharap masyarakat meningkatkan langkah antisipatif dan waspada akan potensi pemicu karhutla. Diantaranya tidak membakar sampah yang bisa memicu kebakaran.
Baca Juga:Atasi Penumpukan Sampah, Pemkab Bantul Galakkan Lagi Pemilahan Sampah di Pasar-pasar
"Jika terpaksa harus membakar sampah, sedapat mungkin ditinggal dalam keadaan mati atau tidak ada bara yang tertinggal," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi