Pengakuan Pengguna Jalan di Kawasan Selokan Mataram Harus Berjibaku Cari Jalur Tikus Hindari Kemacetan

Kemacetan parah sepertinya sudah jadi pemandangan biasa di sekitar perempatan Selokan Mataram-Perumnas Seturan. Beberapa bahkan terpaksa blusukan lewat jalur tikus.

Galih Priatmojo
Rabu, 01 November 2023 | 16:40 WIB
Pengakuan Pengguna Jalan di Kawasan Selokan Mataram Harus Berjibaku Cari Jalur Tikus Hindari Kemacetan
kemacetan di perempatan Selokan Mataram-Perumnas Seturan. [@merapi_uncover/Instagram]

SuaraJogja.id - Akhir pekan lalu lalu lintas di sekitar perempatan Selokan Mataram-Perumnas Seturan macet total hingga sulit untuk bergerak. Pemandangan itu sempat diunggah oleh akun @merapi_uncover. 

Dalam keterangannya, kemacetan parah itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.

Titik yang memang kerap mengalami kemacetan itupun dirasakan oleh Sutrisno (51). 

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai driver ojol tersebut mengaku kerap melewati perempatan Selokan Mataram-Perumnas Seturan tersebut.

Baca Juga:Geger Temuan Benda Mirip Granat di Selokan Mataram, Tim Gegana Polda DIY Turun Tangan

Meski begitu ia tak jarang terpaksa memutar arah lewat jalur tikus untuk menghindari kemacetan yang sering terjadi di kawasan tersebut.

"Wah saya sudah sering banget lewat jalan itu. Males sih, tapi sering lewat jalan tikus juga. Ada beberapa jalan tikus, tapi kalau sudah masuk ruas jalan perumnas dan nologaten, gak bisa lewat jalan tikus lagi", ujar Sutrisno. 

Sutrisno juga mengatakan bersyukur karena di perempatan Outlet Biru (OB) Yogyakarta, kini sudah dipasangi lampu APILL. 

Tidak seperti dahulu, kemacetan bisa berlangsung dari perempatan OB hingga ke perempatan perumnas. 

Ia berharap di perempatan Perumnas juga bisa dibuatkan lampu APILL agar lalu lintas bisa teratur.

Baca Juga:Kemarau hingga Aliran Air Selokan Mataram Dimatikan, Produksi Padi Berpotensi Turun hingga 50 Persen di Sleman

"Bersyukur sih setelah ada lampu merah di OB itu, jalan jadi lebih efektif. Dulu di sana macet banget, sama kaya sekarang di perempatan Perumnas. Ya semoga deh di perempatan Perumnas juga segera dibuat lampu lalu lintas ya", jelas Sutrisno.

Pemilik warung Madura Suhaera (32) mengungkapkan bila memasuki akhir pekan kawasan yang dekat tempatnya berdagang itu memang jadi langganan kemacetan. 

Perempuan asli Raas, Madura ini mengatakan biasanya kemacetan parah terjadi di hari Jumat, Sabtu, Minggu dari sore ke malam hari. 

Meski jalanan macet, ternyata Suhaera mengaku tidak ada pengaruhnya kepada peningkatan minat beli makanan dan minuman di warungnya. 

Selama ini, Suhaera selalu berusaha beradaptasi dan menerima realita-realita yang terjadi, salah satunya realita kemacetan di perempatan Perumnas dan Selokan Mataram ini. 

"Biasanya macet itu tiap jumat, sabtu, minggu. Sore ke malam sih. Tapi ya ga ada pengaruhnya ke peningkatan penjualan. Malah kalaupun ada orang yang mau beli, jadi susah parkirnya karena terlalu macet. Saya sih nerima aja ya, ga berharap apapun, ya berusaha adaptasi aja sih", ucap Suhaera. 

Sistem Satu Arah

Untuk mengurai kemacetan di kawasan Selokan Mataram, Dishub Sleman selain memasang APILL di perempatan OB juga memberlakukan sistem satu arah. 

Sistem satu arah itu sementara dipusatkan di titik Jalan Wachid Hasyim, Jalan Cendrawasih serta Jalan Tantular.

Berdasar data yang dirilis Dishub Sleman penyebab kemacetan di kawasan Selokan Mataram karena banyaknya persimpangan atau perempatan.

Persimpangan tersebut menyebabkan konflik serta perpotongan arus menjadi tinggi sehingga sering terjadi kemacetan. Kondisi tersebut akan semakin parah ketika memasuki jam-jam sibuk yang mencapai titik jenuh 70-80%.

Kontributor: Fristian Setiawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak