Pemilik warung Madura Suhaera (32) mengungkapkan bila memasuki akhir pekan kawasan yang dekat tempatnya berdagang itu memang jadi langganan kemacetan.
Perempuan asli Raas, Madura ini mengatakan biasanya kemacetan parah terjadi di hari Jumat, Sabtu, Minggu dari sore ke malam hari.
Meski jalanan macet, ternyata Suhaera mengaku tidak ada pengaruhnya kepada peningkatan minat beli makanan dan minuman di warungnya.
Selama ini, Suhaera selalu berusaha beradaptasi dan menerima realita-realita yang terjadi, salah satunya realita kemacetan di perempatan Perumnas dan Selokan Mataram ini.
Baca Juga:Geger Temuan Benda Mirip Granat di Selokan Mataram, Tim Gegana Polda DIY Turun Tangan
"Biasanya macet itu tiap jumat, sabtu, minggu. Sore ke malam sih. Tapi ya ga ada pengaruhnya ke peningkatan penjualan. Malah kalaupun ada orang yang mau beli, jadi susah parkirnya karena terlalu macet. Saya sih nerima aja ya, ga berharap apapun, ya berusaha adaptasi aja sih", ucap Suhaera.
Sistem Satu Arah
Untuk mengurai kemacetan di kawasan Selokan Mataram, Dishub Sleman selain memasang APILL di perempatan OB juga memberlakukan sistem satu arah.
Sistem satu arah itu sementara dipusatkan di titik Jalan Wachid Hasyim, Jalan Cendrawasih serta Jalan Tantular.
Berdasar data yang dirilis Dishub Sleman penyebab kemacetan di kawasan Selokan Mataram karena banyaknya persimpangan atau perempatan.
Persimpangan tersebut menyebabkan konflik serta perpotongan arus menjadi tinggi sehingga sering terjadi kemacetan. Kondisi tersebut akan semakin parah ketika memasuki jam-jam sibuk yang mencapai titik jenuh 70-80%.