Lika-liku Sineas Di Balik Layar Women From Rote Island

Para filmmaker menkontruksi Film Women From Rote Island bukan hanya sekedar cerita dan drama.

Yohanes Endra | Diwanna Ericha
Jum'at, 01 Desember 2023 | 13:46 WIB
Lika-liku Sineas Di Balik Layar Women From Rote Island
Jeremias Nyangoen (kiri), Rizka Shakira (kanan) JAFF Jogja 2023 [Diwanna Ericha]

SuaraJogja.id - Catatan: Artikel ini mengandung cuplikan cerita film Women From Rote Island memuat kekerasan seksual dan pembunuhan yang dapat menggangu kenyamanan Anda. Jika membutuhkan bantuan psikologis terkait kekerasan seksual, silahkan menghubungi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) di call center 148 atau Call Center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di call center 129.

Yogyakarta - Film Women From Rote Island berhasil membius penonton di gelaran Jogja-NETPAC Asia Film Festival pada Kamis, (30/11/2023) siang. Sebelumnya film karya sutradara Indonesia, Jeremias Nyangoen sudah ditayangkan di Busan International Film Festival (BIFF) 2023 pada Oktober lalu.

Ratusan penikmat film berbaris rapi pada pukul 13.30 WIB untuk menyerbu masuk ke Studio 1 Bioskop Empire XXI Cinemas Yogyakarta, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan menyaksikan film tersebut.

Pemutaran film Women From Rote Island berlangsung pada pukul 14.30 dan diakhiri dengan sesi tanya jawab di akhir pemutaran.

Baca Juga:Menelusuri Skandal Panti Jompo di Hong Kong Lewat Jurnalisme Investigasi dalam Film In Broad Daylight

Usai film diputar, deru tepuk tangan meriah dari penonton menyambut. Salah satunya sosok Mira Lesmana, produser film Petualangan Sherina yang juga turut menyaksikan film Women From Rote Island di JAFF 2023. Mira Lesmana dengan semangat memberikan standing ovation untuk film yang mengangkat isu kekerasan seksual dan pembunuhan ini.

Banyak fakta-fakta menarik selama proses pembuatan film ini yang dibongkar saat sesi tanya jawab.

1. Relitas Sosial Yang Terjadi Di Rote

Jereminas sebagai sutradara mengakui bahwa realitas kehidupan sehari-hari yang sering terjadi di Rote adalah pelecehan serta kekerasan seksual yang dialami perempuan.

Merekontruksi Women From Rote Island ini bukan hanya sebatas kepentingan cerita dan drama, namun kejadian tersebut betul adanya terjadi di kepulauan yang ada di Nusa Tenggara Timur tersebut.

Baca Juga:Menguak Kepedihan di Balik Eksotisme Pulau Rote Lewat Film Women from Rote Island

“Rote itu indah, tapi tidak seindah yang kita lihat. Banyak permasalahan sosial yang ada di dalamnya. Tingkat pelecehan seksual di Rote dan pembunuhan, tinggi sekali,” kata Jeremias usai pemutaran film Women From Rote Island di JAFF 2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak