SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 22 - 28 Desember 2023.
"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 102 kali ke arah selatan dan barat daya," kata Agus, dalam keterangannya, Sabtu (30/12/2023).
Meliputi 16 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter dan 86 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.900 meter. Suara guguran terdengar 18 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Baca Juga:BPBD Sleman Siapkan Skenario Relokasi TPS di Kawasan Rawan Bencana
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis foto udara area puncak morfologi kubah barat daya teramati ada perubahan akibat aktivitas guguran. Untuk morfologi kubah tengah tidak teramati adanya perubahan yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.948.100 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik," tuturnya.
BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 618 kali. Disusul gempa fase banyak 16 kali, dan 11 kali gempa tektonik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini relatif sama dengan minggu lalu," terangnya.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan deformasi yang signifikan.
Baca Juga:Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas dan Puluhan Guguran dalam Sepekan Terakhir
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.