Selama lima bulan terakhir, Ajeng baru mencapai sekitar 200 jam perjalanan KA Jarak Jauh sebagai asisten masinis. Biasanya dia menjadi asisten untuk KA jurusan Cirebon, Purwokerto, Banjar, Madiun dan Surabaya dari Daop 6 Yogyakarta.
"Ya ganti-ganti setiap perjalanan. Nggak hanya kereta penumpang tapi barang dan kereta BBM," jelasnya.
Ajeng mengaku sempat tidak nyaman saat awal masuk kerja sebagai asisten masinis. Apalagi semua temannya laki-laki dan dia harus menyesuaikan kondisi tersebut. Orang tuanya pun sempat khawatir dengan pilihan profesi itu.
Namun lama-lama dia dan dua teman perempuan yang sempat bertugas di Solo terbiasa. Mereka pun merasa nyaman bekerja diantara para lelaki.
"Ya awalnya diem terus karena semua laki-laki, tapi bisa menyesuaikan diri. Cuek saja, lama-lama terbiasa dan saling menghormati," ujarnya.
Ajeng berharap, keberaniannya untuk terjun dalama profesi yang cukup baru bagi kaum perempuan itu akan menginspirasi para wanita lainnya. Sebab tidak ada yang tak mungkin bila mereka mau berusaha dan bekerja keras.
"Semoga bisa menginspirasi, bisa menyemangati adik-adik di bawah saya, terutama yang perempuan bahwa kita bisa," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi