Bertepatan Awal Puasa, Okupansi Hotel di DIY Menurun saat Long Weekend Hari Raya Nyepi

Menurut Deddy, kondisi penurunan tingkat okupansi ini memang wajar terjadi. Pada tahun-tahun sebelum pun keterisian hotel saat bulan puasa selalu menurun.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 13 Maret 2024 | 15:12 WIB
Bertepatan Awal Puasa, Okupansi Hotel di DIY Menurun saat Long Weekend Hari Raya Nyepi
Ilustrasi hotel (Pexels.com/Martin Péchy)

SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut ada penurunan wisatawan selama libur panjang akhir pekan atau long weekend Hari Raya Nyepi 2024 kemarin. Hal tersebut disebabkan momen libur yang bertepatan dengan awal bulan puasa.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono menuturkan capaian tingkat keterisian dalam long weekend ini bahkan tidak lebih baik di banding akhir pekan biasa. Okupansi cukup tinggi itu juga hanya terpusat di tengah kota dan hotel berbintang saja.

"Ya kalau long weekendnya di bulan puasa ini kita rata-rata baru mencapai 40-60 persen di hotel bintang kecuali di wilayah tengah. Wilayah tengah itu mencapai maksimal 75-80 persen," kata Deddy dihubungi, Rabu (13/3/2024). 

"Tapi kalau di rata-rata di DIY itu baru mencapai 40-60 persen bintang, non bintang 20-40 persen. Karena long weekend berbarengan dengan puasa, liburan ini," imbuhnya.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Kota Jogja, Selasa 12 Maret 2024

Menurut Deddy, kondisi penurunan tingkat okupansi ini memang wajar terjadi. Pada tahun-tahun sebelum pun keterisian hotel saat bulan puasa selalu menurun.

"Iya, itu sudah tahun-tahun lalu seperti itu. Long weekend ini malah lebih sedikit dari weekend hari biasa, karena menjelang puasa itu masih bagus tapi setelah puasa drop walaupun ada libur, ada cuti bersama tetap belum ngangkat karena liburan bareng puasa," terangnya. 

Kendati demikian, pihaknya tidak lantas berdiam begitu saja dengan penurunan tersebut. Selama ramadan, hotel dan restoran di DIY juga terus berupaya menghadirkan pengunjung.

Termasuk dengan berbagai promo bulan suci ramadan. Baik promo harga kamar khusus maupun untuk paket buka puasa bersama yang masih diminati sejumlah pihak.

"Ada (promo) kalau kamar biasanya dia promo hotel dengan harga khusus, tapi kita lebih condong ke fnb (food and beverage)," ucapnya.

Baca Juga:Ditutup dan Dijaga Prajurit Kraton, Turis Asing Kecewa Tak Bisa Masuk ke Candi Prambanan

Berbagai upaya itu guna menutup biaya operasional hotel dan restoran yang mengalami penurunan kunjungan selama bulan ramadan.

"Jadi menu buka puasa dan sebagainya, yang kita kemas untuk biaya operasional menutupnya dengan fnb. Jualan paket buka bersama yang punya restoran, tapi kalau gak punya restoran biasanya mempunyai program ya rate khusus di bulan ramadan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini