Pihaknya memprediksi Length of Stay atau lama tinggal wisatawan pada periode tersebut antara 2 hingga 2,5 hari. Dengan rerata okupansi hotel pada periode tersebut berada diantara 75-100 persen.
"Prediksi rerata belanja wisatawan baik untuk akomodasi, makan minum, tiket masuk obyek wisata dan belanja oleh-oleh pada periode Libur Hari Raya Idul Fitri antara Rp1 juta – 2,5 juta," ungkapnya.
Sejumlah destinasi wisata masih menjadi andalan di Kabupaten Sleman. Mulai dari kegiatan di lereng Gunung Merapi hingga wisata candi.
Pihaknya memprediksi retribusi pariwista di destinasi yang dikelola Pemda yakni Kaliurang dan Kaliadem pada periode libur Hari Raya bisa mencapai antara Rp90 juta – Rp281,24 juta.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menambahkan target wisatawan pada momen libur Lebaran ini sebesar 300-450 ribu wisatawan. Pihaknya cukup optimis angka tersebut akan tercapai.
"Untuk Lebaran tahun ini kita targetkan 300-450 ribu wisatawan. Harapannya itu tercapai. Prambanan sendiri menargetkan 116 ribu wisatawan. Bahu membahu bersama Candi Prambanan, target sleman 300-450 ribu [wisatawan]," ujar Ishadi.
Bisa disimpulkan, Sleman yang bergantung dengan destinasi wisata saja baru bisa mendapatkan hasil triliunan rupiah di momen lebaran. Sementara Harvey Moeis dan beberapa tersangka lain, memang tak butuh wisata untuk menghasilkan triliunan rupiah, cukup dengan menambang dan memanipulasi izin serta peredaran uang, ratusan triliunan adalah hal mudah.
Memang jangka waktunya berkisar delapan tahun untuk mencapai Rp271 triliun. Namun jika dihitung berdasarkan skema peredaran uang di momen lebaran seperti Sleman, setidaknya Harvey bisa menghasilkan Rp33,8 triliun dalam setahun.
Sementara Pemkab Sleman, baru bisa mengantongi Rp271 triliun setelah melaksanakan 96 tahun momen lebaran jika setiap momen lebaran tidak menemui kendala yang membuat peredaran uang tak mencapai Rp2,8 triliun.