Alih-alih Bongkar Separator Ring Road, Pakar UGM Sarankan Hal Ini

Harus ada mitigasi untuk memastikan traffic yang homogen dengan segmentasi tegas

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 12 Mei 2024 | 14:50 WIB
Alih-alih Bongkar Separator Ring Road, Pakar UGM Sarankan Hal Ini
Kondisi arus lalu lintas di kawasan ruas Ring Road utara Sleman, Minggu (12/5/2024). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Arif Wismadi menilai pembongkaran separator di ring road bukan cara efektif untuk menekan angka kecelakaan. Ada hal-hal lain yang lebih penting untuk dilakukan guna meminimalisir laka lantas di jalur ring road.

Misalnya saja yakni menegaskan kembali terkait perlindungan untuk kendaraan atau pengendaraan roda dua. Dengan cara menghilangkan akses keluar masuk lajur lambat di sepanjang ring road.

"Hal ini tidak hanya melindungi kendaraan roda dua namun juga meningkatkan kinerja lajur utama yang kecepatannya lebih tinggi," kata Arif, dalam keterangannya, Minggu (12/5/2024).

Kemudian untuk aspek keselamatan maka sifat kerawanan separator yang membentuk Y-juction pada awal dan akhir juga harus dimitigasi. Dalam hal ini ketika terdapat perpindahan dari homogen ke mix traffic yang berada di area blind spot.

Baca Juga:Catatan Pakar UGM Terkait Wacana Peniadaan Separator Ring Road, Potensi Perpanjang Ruas Rawan

"Penting juga diperhatikan perubahan dari mix traffict di lampu merah dengan separated traffic terjadi di awal atau ujung ring road," ucapnya.

Titik itu, kata Arif, meripakan percampuran yang juga perlu diperbaiki. Mengingat sifatnya tidak homogen, baik jenis, kerentanan, bahkan arah lintasan.

Bahkan seringkali sepator di ring road tidak ada penanda visual, marka ataupun pita penggetar. Saat kondisi homogen tidak mungkin terjadi, maka segmentasi jenis kendaraan menjadi syarat penting untuk hindari kecelakaan.

"Di lampu merah lebih mudah karena bisa dibuat block type kendaraan dalam kotak tertentu, umumnya yang paling rentan di depan dengan lampu hijau yang didahulukan. Ini konsekuensi jika mix traffict terkondisi di simpang," paparnya.

"Jika mix terjadi di sepanjang ruas, maka risiko lebih tinggi, sehingga dari sisi safety sangat tidak direkomendasikan," imbuhnya.

Baca Juga:Angka Kecelakaan Tinggi Disebut jadi Alasan Wacana Separator Ring Road Dihilangkan

Arif menuturkan mix traffict di ring road juga akan menurunkan kinerja jalan nasional atau jalan antar kota. Mengingat laju kendaraan akan melambat dan meningkatkan biaya logistik nasional.

"Jika diabaikan rakyat juga yang akan terkena dampaknya," tegasnya.

Menurutnya ring road dengan dilengkapi separator memiliki tingkat safety atau keselamatan lebih tinggi. Namun penting juga diperhatikan pada tiap Y-juction yang tercipta pada awal dan akhir separator.

Harus ada mitigasi untuk memastikan traffic yang homogen dengan segmentasi tegas. Mana kendaraan yang boleh masuk dan tidak ke area ring road.

"Lengkapi dengan perambuan, pita penggaduh, marking dengan pewarnaan standar yang jelas, pencahayaan cukup, dan tindakan tegas untuk pelanggaran. Dan telah banyak kejadian atau near miss, hampir terjadi kecelakaan di awal dan ujung separator kekita kurang kelangkapan safetynya. Mesti dipahami tindakan tegas adalah untuk tujuan pelindungan keselamatan," terangnya.

"Sekali lagi, seyogyanya tidak dilakukan penghilangan separator, karena akan meningkatkan risiko dan fatalitas kecelakaan dan menurunkan kinerja jalan nasional yang merupakan salah satu urat nadi perekonomian," sambungnya.

Dia menilai peningkatan instrumen keselamatan lebih diperlukan untuk menghindari dampak Y-juction. Jika sistem jaringan belum memungkinkan terjadinya homogenitas di lajur lambat, maka terapkan batas kecepatan agar kecepatan yang homogen dapat menekan risiko mix traffic di lajur lambat.

"Termasuk larangan menyalip baik untuk kendaraan besar maupun kecil dengan rambu yang jelas," sebut dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak