SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mulai melakukan optimalisasi lahan tidur di wilayahnya. Sebagai tahap awal, ada lahan seluas 19,7 hektar di Gamplong IV, Sumberrahayu, Moyudan dan Jaten, Sendangrejo, Minggir yang dilakukan optimalisasi.
Program optimalisasi lahan tidur akan diawali dengan kegiatan penanaman padi bertajuk 'Kick Off Sinergitas Pembangunan Pertanian Dalam Rangka Percepatan Tanam Lahan Tidur Untuk Mendukung Indonesia Maju'.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi di Gamplong IV, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan.
"Ya ini sebagai langkah tindak lanjut dari MoU Kementerian Pertanian dengan Polri, untuk ketahanan pangan di Indonesia," kata Kustini ditemui di Moyudan, Selasa (11/6/2024).
Baca Juga:3 Sapi Sleman Bersaing Rebut Hati Jokowi untuk Jadi Kurban Presiden
Diungkapkan Kustini, ada 300an hektare tanah tidur yang ada di Bumi Sembada. Mayoritas selama ini memang tidak dimanfaatkan akibat kekurangan air.
Sleman barat menjadi wilayah yang kemudian disorot akibat kurangnya pasokan air untuk pertanian. Oleh sebab itu, Kustini berharap melalui kerja sama dengan semua pihak masalah itu dapat teratasi.
"Memang harapannya yaitu harus ada air dan ini memang ada [lahan tidur] tapi debit airnya kurang," ucapnya.
Guna mengantisipasi hal tersebut, Pemkab Sleman sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO). Termasuk dengan Polresta Sleman bersama-sama bersama Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman telah merevitaliasi gorong-gorong air.
Lancarnya air yang mengalir saat ini dapat meningkatkan Indeks Pertanaman Padi. Mulai dari awalnya 1 kali tanam dalam setahun menjadi 2 kali setahun pada lahan seluas 9,7 hektar dari potensi seluas 24 hektar.
Baca Juga:Pulang Kerja, Pria Ini Jadi Korban Begal dan Disabet Sajam di Sleman
Hal itu bertujuan juga untuk semakin tercukupinya air di wilayah Sleman barat. Sehingga lahan-lahan tidur tersebut bisa segera digarap dan dioptimalkan untuk lahan pertanian.
Secara teknis dengan modernisasi alat pertanian itu, hasil panen bisa mencapai kurang lebih 5,5-6 ton per hekatre. Dengan harapan jumlah panenan pun dapat ditingkatkan mencapai dua kali panen.
"Kita harus mencari sumber air dimana titik-titiknya, dengan adanya sumber air ini diharapkan nanti ada kehidupan, dari air itu sendiri," ujarnya.
Tak hanya menggarap lahan tidur, modernisasi alat pertanian pun terus didorong oleh Pemkab Sleman. Selain lebih efisien dan efektif, modernisasi alat pertanian ini diharapkan semakin meningkatkan minat bertani generasi milenial.
"Lebih-lebih petani senior di Sleman sudah sepuh-sepuh dan yang junior kurang minat dengan menanam zaman manual dulu. Ini dengan alat modern kita mengharapkan petani milenial bisa tumbuh menjadi petani petani yang mempertahankan pertanian di Kabupaten Sleman," terangnya.
Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi, menuturkan kepolisian memiliki tugas untuk mengorkestra instansi-instansi terkait agar dapat selaras melaksanakan optimalisasi lahan ini. Sehingga ke depan nanti dapat memberi dampak pada ketahanan pangan khususnya di Sleman.
"Untuk lahan tidur yang kita akan manfaatkan terutama di Moyudan ini berdasarkan dari data 28 hektare, tahap awal ada 9,7 hektare," ujar Ardi.