SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman mencatat hanya ada satu sekolah di wilayahnya yang terdampak proyek jalan tol. Sekolah tersebut adalah SD Negeri Nglarang di kawasan Tlogoadi, Mlati, Sleman.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana. Diketahui SD tersebut terkena dampak dari pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 ruas Trihanggo-Junction Sleman.
"Terdampak tol itu ada satu SD Ngalarang, yang jelas SD Nglarang itu [yang terdampak tol] lainnya enggak ada," kata Ery, dikutip Kamis (20/6/2024).
Dia memastikan sejauh ini hanya SD Ngalarang saja yang terdampak tol. Baik untuk proyek tol Jogja-Solo maupun Jogja-Bawen.
Baca Juga:Jemaah Haji Sleman Siap Kembali ke Tanah Air 6 Juli, Ini Pesan Kemenag
"Hanya itu, yang SD Banyurejo 2 itu mau kena tapi akhirnya enggak jadi, sehingga enggak jadi, hanya itu, lainnya engga. Ya hanya mepet-mepet tol tapi tidak terdampak," imbuhnya.
Disampaikan Ery, saat ini pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan sekolah maupun pihak jalan tol terkait hal tersebut. Berdasarkan kesepakatan, nantinya SD Ngalarang akan dipindahkan ke lokasi yang masih berada di Tlogoadi.
"Ini kan sudah kita komunikasikan, tanah pengganti sudah ada, pembangunannya sudah kita komunikasikan dengan pihak tol akan segera dibangun, segera akan kita rapatkan lagi," terangnya.
Nantinya tanah pengganti untuk SD Ngalarang itu berstatus tanah kas desa. Pembongkaran SD sendiri belum akan dilakukan hingga pembangunan sekolah yang baru selesai dikerjakan.
"Sementara SD itu belum dibongkar, masih digunakan, tapi kita mendesak untuk segera dibangunkan, tanahnya sudah ada. Itu kanan kiri kan sudah mulai dibongkar tapi SD itu sekarang belum dibongkar. Kita masih menunggu pembangunan oleh pihak tol, kalau tanahnya oleh kas desa sudah disediakan, tanah kas desa," ungkapnya.
Baca Juga:Disdik Sleman Pastikan Seluruh Siswa Disabilitas Tertampung di PPDB 2024
Koordinasi dengan pihak tol terus dilakukan untuk segera memulai pembangunan sekolah tersebut. Sementara ini pengerjaan proyek tol masih berada di sekitar sekolah terlebih dulu.
"Kami mengusulkan bangunan harus dibangunkan jadi, setelah sekolah jadi baru anak-anak kita pindahkan. Nanti SD baru dibongkar. Jangan sampai belum ada bangunan pengganti sudah dibongkar," tandasnya.
Agar tidak mengganggu aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM), Ery meminta pihak tol untuk menyiasati pengerjaan di sekitar area sekolah. Termasuk meminta untuk tidak melakukan pengerjaan saat anak-anak sedang KBM.
"Selama pekerjaan itu kami mohon, selama aktivitas KBM di sekitar itu tidak dikerjakan dulu karena memang sekolahnya dekat dengan pembangunan jalan tol. Jadinya selama masih anak-anak KBM itu tidak mengerjakan, kalau mau mengerjakan yang dekat kita minta di luar KBM mungkin malam dan seterusnya," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan Suara Jogja di SD Ngalarang, proyek tol di sekitarnya memang sudah mulai dikerjakan. Termasuk bagian belakang sekolah yang sudah diberi pembatas.