SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 26 Juli - 1 Agustus 2024.
"Pada minggu ini terjadi 1 kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Jumat (2/8/2024).
Sementara itu guguran lava teramati sebanyak 148 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter. Suara guguran terdengar 10 kali dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Baca Juga:Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terakhir Masih Tinggi, Luncurkan Awan Panas hingga Puluhan Lava
BPPTKG turut melakukan analisis dari stasiun kamera Deles5 dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava dan awan panas guguran.
"Untuk morfologi kubah tengah relatif tetap. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 23 Juli 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.538.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.360.700 meter kubik," ujarnya.
BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 735 kali. Disusul gempa fase banyak 114 kali, 30 kali gempa vulkanik dangkal, 3 kali gempa frekuensi rendah, dan 4 kali gempa tektonik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," tuturnya.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,8 cm per hari atau lebih tinggi dari minggu lalu.
Baca Juga:Ultah ke-7, Merapi Park Jogja Berbagi Kebahagiaan dengan Anak Panti Asuhan
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.