Sabdodadi Sandang Status Desa Mandiri Budaya, Bupati Bantul Minta Masyarakatnya Lebih Berkualitas

"Kelurahan mandiri budaya terus berupaya menciptakan desa yang inklusif, bebas dari stunting".

Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 10 Agustus 2024 | 12:40 WIB
Sabdodadi Sandang Status Desa Mandiri Budaya, Bupati Bantul Minta Masyarakatnya Lebih Berkualitas
Abdul Halim Muslih, Bupati Bantul saat menghadiri peringatan 100 tahun Kalurahan Sabdodadi sebagai Kalurahan Mandiri Budaya. (Instagram/@pemkabbantul)

SuaraJogja.id - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menegaskan pentingnya menjaga status desa mandiri budaya yang telah diberikan oleh Pemda DIY kepada desa dan kelurahan di Bantul.

"Predikat desa mandiri budaya adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, berkat peran aktif dari seluruh warga, bukan hanya lurah dan perangkat desa. Harapan kami adalah agar status ini tetap dijaga dan dipertahankan, karena jika tidak, prestasi ini bisa saja dicabut," ujar Halim Sabtu (10/8/2024).

Ia menjelaskan bahwa desa atau kelurahan mandiri budaya merupakan desa yang mandiri, berintegritas, dan inovatif dalam mengaktualisasikan nilai-nilai keistimewaan daerah, dengan memanfaatkan sumber daya dan kekayaan budaya yang ada serta melibatkan partisipasi aktif warga.

Salah satu desa di Bantul yang mendapat predikat desa mandiri budaya adalah Kelurahan Sabdodadi, Kecamatan Bantul, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kelurahan Sabdodadi menjadi yang pertama dari 75 kelurahan di Kabupaten Bantul yang meraih predikat tersebut, dan saat ini ada beberapa desa lainnya yang juga menjadi desa mandiri budaya di Bantul.

Baca Juga:PKB Bantul Gandeng Demokrat Usung Abdul Halim Muslih, Petahana Bakal Berpasangan dengan Ronny Wijaya

Abdul Halim berharap, kelurahan mandiri budaya terus berupaya menciptakan desa yang inklusif, bebas dari stunting, serta mendukung program Bantul Bebas Sampah 2025.

Selain itu, Bupati juga menekankan pentingnya menjaga ketenteraman masyarakat melalui peningkatan peran serta Jaga Warga dan sistem keamanan lingkungan (siskamling). Semua ini perlu didukung oleh kondisi warga yang guyub, rukun, dan damai.

"Guyub rukun adalah modal utama untuk keberhasilan program-program yang direncanakan. Gotong royong juga sangat penting, karena jika terlalu banyak konflik, program atau kegiatan yang direncanakan mungkin tidak berjalan dengan lancar," ungkap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini