Kisah Haru Orang Tua Gantikan Sang Putri yang Telah Tiada Kuliah di FEB UGM

Sebastian menceritakan Marchia yang lahir pada 2006 silam merupakan sosok yang cerdas dan berprestasi. Putrinya yang langganan juara kelas itu pun diterima masuk UGM

Galih Priatmojo
Kamis, 15 Agustus 2024 | 17:26 WIB
Kisah Haru Orang Tua Gantikan Sang Putri yang Telah Tiada Kuliah di FEB UGM
Suasana haru saat awal perkuliahan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada Rabu (14/8/2024) kemarin. (Dokumentasi: FEB UGM).

SuaraJogja.id - Suasana haru mewarnai awal perkuliahan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada Rabu (14/8/2024) kemarin. Hal ini setelah Sebastian Hutabarat dan Imelda Tiurniari Napitupulu yang merupakan orang tua seorang mahasiswi FEB UGM hadir di ruang kelas.

Bukan untuk mengantarkan putri kesayangan mereka berkuliah. Melainkan menggantikan putri mereka, Marchia R.M. Hutabarat yang telah berpulang pada 17 Juni 2024 silam mengikuti kegiatan perkuliahan.

Marchia sendiri tercatat sebagai mahasiswa yang baru diterima pada Program Sarjana di Program Studi (Prodi) Manajemen angkatan 2024. Gadis asal Sangkar Nihuta, Balige, Toba, Sumatera Utara ini meninggal dunia akibat sakit sehingga belum sempat merasakan hiruk pikuk kegiatan penerimaan mahasiswa baru bahkan perkuliahan.

Sebastian yang diberikan kesempatan untuk membagikan kisah sang putri pun sudah terdengar bergerat sejak awal. Matanya pun berkaca-kaca hingga tak jarang air mata mengalir saat memperkenalkan diri dan keluarganya.

Baca Juga:Polisi Kantongi Identitas Terduga Pelaku Pembawa Sajam, Tewasnya Mahasiswi UNISA Segera Terungkap?

"Saya membayangkan Marchia ada duduk di tengah-tengah kalian," kata Sebastian dalam keterangan yang diterima SuaraJogja.id, Kamis (15/8/2024).

Sebastian menceritakan Marchia yang lahir pada 2006 silam merupakan sosok yang cerdas dan berprestasi. Putrinya yang langganan juara kelas itu pun diterima masuk UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). 

Tidak pernah disangka oleh Sebastian akan berpisah secepat ini dengan putrinya. Ia merasakan kehilangan yang teramat mendalam karena merasa belum bisa selalu ada dalam setiap momen kehidupan Marchia. 

"Saat itu saya ditelepon istri. Dia mengawali dengan bilang jangan kaget, Marchia meninggal. Sontak perasaan saya berkecamuk saat itu karena posisi jauh di Balige, sementara Marchia di Yogyakarta," terangnya. 

Meninggal Karena Henti Jantung Mendadak

Baca Juga:Anak Muda Alami Krisis Sosial, Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan: Mereka Jadi Korban Politik Praktis

Imelda dengan menahan isak tangis mengungkapkan kronologi meninggalnya putrinya Marchia. Sejak bulan Juni 2024 ia dan Marchia telah berada di Yogyakarta dibersamai dengan putri sulungnya, Nada, yang telah berkuliah di ISI Yogyakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak