Manfaatkan Ekstrak Kulit Buah Naga, Mahasiswi FKG UGM Buat Inovasi Permen Karet Pengangkat Plak Gigi

Permen karet Draco-chew ini sudah diujikan pada biakan plak gigi secara in vitro.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 06 Agustus 2024 | 12:47 WIB
Manfaatkan Ekstrak Kulit Buah Naga, Mahasiswi FKG UGM Buat Inovasi Permen Karet Pengangkat Plak Gigi
Produk inovasi permen karet Draco-chew buatan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM. (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Lima mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan produk permen karet mengandung ekstrak kulit buah naga. Permen karet ini dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengangkat plak gigi.

Inovasi ini diciptakan menyusul tinginya kasus karies pada usia anak-anak. Karies sendiri kurang lebih merupakan permasalahan gigi berlubang.

Permen karet bernama 'Draco-chew' ini sekaligus dibuat sebagai inovasi pencegahan karies tersebut. Kelima mahasiswi FKG UGM angkatan 2023 itu ialah Fatimah Islamia, Tyasadwi Bumi, Lutfia Nur Shabrina, Desika Yuspina Nurhidayah, dan Dyza Fathmasari Danisworo.

Mereka berlima menciptakan inovasi itu bawah bimbingan Alma Linggar Jonarta dari Departemen Biologi Oral FKG UGM. Penelitian ini mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI di bawah skema Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) Tahun 2024.

Baca Juga:Periksa Sejumlah Saksi dan CCTV, Polisi Cari Pemuda Bersajam dalam Kasus Kecelakaan Mahasiswi Unisa

"Permen ini digunakan sebagai sarana edukasi khususnya anak-anak SD di bawah pengawasan orang tua, digunakan sebelum menggosok gigi dan sebelum tidur. Sehingga tau ada plak di gigi dan langsung menggosok gigi," kata Fatimah dalam keterangannya dikutip Selasa (6/8/2024).

Soal pemilihan nama permen Draco-chew, Fatimah mengatakan nama tersebut diambil dari nama bahan yang dari ekstrak kulit buah naga yang berasal dari kata dragon fruit (buah naga) dan chewing (mengunyah).

Menurut Fatimah, pembuatan produk ini dilatarbelakangi dari masalah karies atau gigi berlubang yang diderita lebih dari setengah penduduk di dunia. Terlebih, Di Indonesia penyakit gigi dan mulut terbanyak adalah gigi berlubang.

Pemilihan kulit dan buah naga merah bukan tanpa alasan. Fatimah menerangkan bahwa buah bernama latin hylocereus polyrhizus itu mengandung zat warna merah betasianin. Fungsinya dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan dan menjadi alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan serta bersifat antibakteri.

"Kemampuan betasianin mewarnai dan sifat antibakteri menjadikan kulit dan daging buah naga berpotensi untuk dimanfaatkan di dunia kedokteran gigi," kata dia.

Baca Juga:Polisi Cari Dua Orang yang Diduga Sebabkan Mahasiswi UNISA Kecelakaan hingga Meninggal Dunia

Permen karet Draco-chew ini sudah diujikan pada biakan plak gigi secara in vitro. Berupa pengamatan kemampuan penempelan warna pada plak serta kemampuan perlekatan plak pada permen karet.

Selanjutnya, intensitas warna ekstrak buah naga dibandingkan dengan disclosing solution atau suatu larutan pewarna plak gigi standar di bidang kedokteran gigi.

"Betasianin dalam ekstrak kulit buah naga dapat mewarnai plak gigi, sehingga memudahkan masyarakat mendeteksi keberadaan plak di permukaan gigi yang belum terjangkau oleh sikat gigi," ungkap Shabrina, anggota tim PKM lainnya.

Dengan mengunyah permen karet, kata Shabrina, dapat meningkatkan produksi air ludah yang membantu dalam pembersihan rongga mulut. Serta mengangkat plak gigi yang masih belum matang.

Hal itu membuat permen karet ekstrak kulit buah naga ini mempunyai beragam kegunaan dalam pencegahan karies. Mulai dari mendeteksi atau mewarnai keberadaan plak, membantu mengangkat plak gigi serta meningkatkan produksi air ludah.

Shabrina bilang, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi permen karet Draco-chew yang lebih baik. Serta dilakukan uji lainnya agar aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Namun begitu, produk inovasi permen karet Draco-chew yang dapat mengangkat dan mendeteksi keberadaan plak gigi ini dapat diproduksi massal. Serta dimanfaatkan masyarakat untuk memperbaiki cara menggosok gigi dan membantu mencegah terjadinya karies.

"Permen karet ini diuji toksisitas dan lainnya sehingga kelak dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Kami berharap semoga permen ini dapat mengurangi kasus gigi berlubang terutama yang terjadi pada anak-anak," ungkap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini