423 Puskesmas Tanpa Dokter, Distribusi Tenaga Kesehatan di Indonesia Masih Janggal

Masalah kekurangan dokter di Indonesia sebenarnya sudah terjadi sejak lama.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 20 Agustus 2024 | 20:45 WIB
423 Puskesmas Tanpa Dokter, Distribusi Tenaga Kesehatan di Indonesia Masih Janggal
Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, Arianti Anaya menyampaikan kekurangan dokter di Yogyakarta, Selasa (20/8/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia nampaknya masih sangat minim. Kementerian Kesehatan mencatat, sebanyak 423 puskesmas di Indonesia tidak memiliki dokter.

"Hingga saat ini tenaga medis di Indonesia dapat dikatakan masih sangat minim. Tidak hanya dokter, ada 2.991 puskesmas memiliki kekosongan pada profesi dokter gigi," papar Direktur Jendral (Dirjen) Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, Arianti Anaya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (20/8/2024).

Hingga 2023 lalu, jumlah puskemas di Indonesia sebanyak 10.416 unit. Sedangkan rasio jumlah dokter hanya 0,47 yang berarti Indonesia menempati urutan 147 dunia.

Berdasarkan data Kemenkes, jumlah dokter umum di Indonesia hanya sebanyak 156.310 dokter. Dengan target 1 dokter umum per 1.000 penduduk, Indonesia masih kekurangan 124.294 dokter umum. Sebab rata-rata, terdapat sekitar 12.000 lulusan setiap tahun dari 117 fakultas kedokteran (FK) di Indonesia

Baca Juga:IDI Selenggarakan Puncak Hari Bakti Dokter Indonesia 2024 dengan Beragam Bakti Sosial kesehatan di Yogyakarta

Masalah kekurangan dokter di Indonesia sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Tak hanya dokter umum, jumlah dokter spesialis pun masih sangat minim. Jumlah dokter spesialis di Indonesia baru mencapai 49.670 atau kekurangan 29.179 dokter spesialis.

Karenanya Kemenkes mencoba mengatasi masalah tersebut melalui program Beasiswa Dokter dan Dokter Gigi. Beasiswa ini diberikan kepada kampus-kampus yang memiliki Fakultas Kedokteran maupun Kedokteran Gigi.

"Dengan beasiswa diharapkan kekosongan tenaga kesehatan di berbagai daerah di Indonesia ini bisa terpenuhi," ujarnya.

Arianti menambahkan, para penerima beasiswa Beasiswa Dokter dan Dokter Gigi harus pulang ke daerahnya masing-masing. Mereka bisa berperan mengisi kekosongan tenaga kesehatan di daerahnya.

"Penerima beasiswa tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang jauh lebih baik di Indonesia untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2045," imbuhnya.

Baca Juga:Oknum Ormas Intimidasi Petugas Puskesmas yang Diduga Lambat Layani Pasien jadi Sorotan: Yang Geruduk Otaknya Sakit Tuh

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini