Bahlil jadi Ketum, Kandidat Pilkada Golkar Terancam Kena Kocok Ulang?

"Jadi kalau ada misalnya daerah potensi menangnya besar dengan kader sendiri, itu mereka biasanya agak berat".

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 11:33 WIB
Bahlil jadi Ketum, Kandidat Pilkada Golkar Terancam Kena Kocok Ulang?
Calon Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia (ketiga kanan) mengangkat tangan bersama Plt Ketua Umum Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan), Ketua Penyelenggara Munas XI Bambang Soesatyo, dan Ketua Pelaksana Munas Sari Yuliati (kanan) saat berlangsungnya Rapimnas dan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww]

SuaraJogja.id - Bahlil Lahadalia akhirnya resmi disahkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar 2024-2029 lewat Musyawarah Nasional XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (21/8/2024). Lantas apa efeknya bagi partai beringin tersebut jelang Pilkada nanti?

Menurut Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi bukan tidak mungkin akan ada kocok ulang dalam proses pencalonan kandidat kepala daerah dari Partai Golkar. Mengingat Bahlil yang tidak bisa dilepaskan dari kepentingan Presiden Joko Widodo.

"Ya itu juga akan mengocok ulang proses pencalonan di Golkar. Jadi Bahlil itu dia mewakili kepentingan Jokowi kan, di beberapa daerah bisa jadi akan ada kocok ulang meskipun dia juga harus bernegosiasi dengan banyak faksi ya di dalam internal Golkar," kata Arya saat dihubungi SuaraJogja.id, Sabtu (24/8/2024).

Arya menilai desain besarnya yakni Golkar bakal didorong untuk mampu membuat jalan bagi kepentingan politik Jokowi. Terlebih jelang demisioner atau turun jabatan pada Oktober nanti.

Baca Juga:Tinggalkan Petahana, PKB Beri Rekomendasi kepada Endah Subekti untuk Pilkada Gunungkidul

"Jadi dalam konteks pencalonan Pilkada ya, bisa jadi ada beberapa daerah yang terevaluasi itu dalam arti kocok ulang kandidat-kandidatnya," ucapnya.

Disampaikan Arya, Golkar pasti akan tetap mencari keuntungan dan pencalonan nanti. Termasuk memperhatikan potensi kemenangan dari para kandidat yang akan diusung.

"Dan saya pikir Golkar tetap memperhatikan variable penting yaitu adalah potensi menang yang biasa mereka ukur dengan data-data survei," tuturnya.

"Jadi kalau ada misalnya daerah potensi menangnya besar dengan kader sendiri, itu mereka biasanya agak berat. Misal itu terjadi di Banten, itu kan mereka [Golkar] masih gojak-gajek karena memang Airin masih kuat secara elektabilitas," imbuhnya.

Sementara Gerindra di Banten bersama Koalisi Banten Maju (KBM) sudah bersepakat untuk mengusung Andra Soni - Dimyati di Pilgub Banten 2024. Sehingga bukan tak mungkin Golkar tetap akan memilih mempertahankan kemenangan dengan data potensi yang ada.

Baca Juga:Kementan Siapkan 1,5 Juta Hektare Lahan Sapi Perah Dukung Susu Gratis

"Jadi beberapa daerah dengan potensi menang melalui data survei yang tinggi kemungkinan Golkar ada yang dipertahankan. Tapi jika misalnya potensi menangnya kecil dan dia tidak mengakomodasi kepentingan politik ke faksinya Bahlil sekarang bisa jadi akan ada kocok ulang juga," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini