Nasib Pedagang Pasar Godean Sebulan Usai Disambangi Jokowi: Suara Tak Didengar Kini Dibuat Ketar-ketir

Sejumlah pedagang Pasar Godean mengadukan nasibnya ke anggota Dewan di Gedung DPRD Sleman. Mereka merasa suaranya tak didengar oleh Bupati Sleman dan kini justru dibuat waswas

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 25 September 2024 | 18:43 WIB
Nasib Pedagang Pasar Godean Sebulan Usai Disambangi Jokowi: Suara Tak Didengar Kini Dibuat Ketar-ketir
Presiden Jokowi meresmikan pasar Godean yang baru saja direvitalisasi pada Rabu (28/8/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Revitalisasi pasar Godean seharusnya menjadi angin segar bagi para pedagang. Apalagi bagi mereka yang sudah sejak lama mencari nafkah di pasar. Namun nyatanya angan-angan itu tak semulus bagi para pedagang Pasar Godean, Sleman. Bagaimana tidak, memang gedung pasar sudah terbangun megah tapi sayangnya tak dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai.

Sekitar sebulan yang lalu tepatnya Rabu (28/8/2024), Pasar Godean baru saja diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Total anggaran revitalisasi itu menelan anggaran hingga Rp89 miliar.

Pasar yang dibangun pada 1980 lalu itu tercatat sudah pernah dilakukan revitalisasi pada 1994. Kemudian baru direvitalisasi total lagi pada tahun 2024 ini. 

Memang setelah selesai direvitalisasi dan diresmikan oleh Jokowi, para pedagang yang berjumlah lebih dari 1.000 orang itu tidak langsung pindah. Alasan utama adalah belum adanya lahan parkir di Pasar Godean.

Baca Juga:Kurang Parkiran Saja, Pasar Godean Baru Segera Diresmikan Presiden Jokowi Hari Ini

Kemudian pada Rabu (25/9/2024), sekitar 500 pedagang Pasar Godean memilih untuk mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sleman. Tujuan mereka untuk mengadu terkait upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman untuk "memaksa" para pedagang segera pindah.

Suara Pedagang Tak Didengar

Polemik perpindahan para pedagang ke bangunan baru Pasar Godean itu dimulai dari bulan September. Salah satu koordinator pedagang, Bayu menceritakan sejak memasuki September isu perpindahan para pedagang mulai gencar.

Pihaknya sudah berupaya untuk melakukan audiensi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman pada 17 September 2024 kemarin. Sejumlah keresahan salah satunya terkait tempat parkir sudah turut disampaikan.

Tidak ada titik temu dalam audiensi tersebut, kemudian para pedagang dijadwalkan kembali untuk audiensi pada 18 September 2024. Namun sayang audiensi kedua dengan Disperindag Sleman itu tak terwujud.

Baca Juga:Revitalisasi Pasar Godean Kelar, Begini Skema Penataan Pasar Godean yang Disiapkan Disperindag Sleman

Ternyata pada saat bersamaan, ada sidak dari Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo ke Pasar Godean. Ketika itu, kata Bayu, bupati menanyakan kesiapan para pedagang untuk pindah ke bangunan baru.

Aksi dan audiensi para pedagang Pasar Godean di DPRD Sleman, Rabu (25/9/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Aksi dan audiensi para pedagang Pasar Godean di DPRD Sleman, Rabu (25/9/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

"Ibu Bupati menanyakan kepada kami para pedagang siap pindah atau belum. Setelah itu pedagang menjawab dengan santai dan sopan, belum siap pindah karena pasar belum jadi, pasar belum ada parkirnya biar tertata terlebih dulu," kata Bayu ditemui di Gedung DPRD Sleman, Rabu (25/9/2024).

Namun justru balik pernyataan itu memicu yang dianggap Bayu sebagai kemarahan dari pemegang kekuasaan. Berujung kepada rasa khawatir, bingung dan takut dari para pedagang.

"Salah satu poin yang disampaikan kepada pedagang itu bagi yang tidak mau ikut (pindah) akan kami gantikan dengan pedagang lain," ungkapnya.

Berselang dua hari tepatnya 20 September 2024, para pedagang kembali menggelar audiensi dengan Pemkab Sleman. Pada kesempatan itu, Bayu bilang mereka diterima oleh Bupati Sleman langsung dan Asisten Sekretaris Daerah.

"Di situ mohon maaf, tidak terjadi audiensi, yang terjadi di situ adalah penyampaian, kita didikte, suara kami dibungkam, kami sampaikan semua sudah tidak diterima," tuturnya.

"Maka dari itu kami bingung kami harus kemana. Maka dari itu pedagang memutuskan dengan tidak ada paksaan, dengan tidak ada campur politik, ini dari hati nurani pedagang ingin mengadu ke bapak-bapak semua (DPRD Sleman)," imbuhnya.

Tuntutan Pedagang

Dalam aksi ini, pedagang menyuarakan sejumlah tuntutan. Poin utama yakni pengadaan tempat parkir di Pasar Godean.

"Tuntutan yang pedagang inginkan itu salah satunya adalah parkir poin utama, dengan adanya parkir insya allah akan nyaman," kata Bayu.

Poin kedua yakni terkait dengan gledeg. Gledeg itu, kata Bayu, tempat untuk untuk menyimpan barang bagi pedagang yang berada di los pasar.

"Kalau yang punya kios punya rolling door. Kalau kami itu los terbuka. Jadi kami harus buat pagar penutup pakai striming (kawat) dan sebagainya, itu butuh modal banyak," ujarnya.

"Kalau dulu tidak butuh adanya gledeg, karena pasarnya tertutup begitu pedagang keluar pintu dikunci. Sekarang terbuka dan rencana 24 jam, ini untuk keamanan kami kan gitu," sambungnya.

Kemudian poin ketiga yakni ketersediaan troli. Menurutnya troli itu dibutuhkan untuk lebih membantu distribusi para pedagang saat berjualan.

Poin keempat yang tak kalah penting adalah para pedagang menuntut agar sosialisasi dihentikan. Dalam hal ini adalah sosialisasi terkait dengan kepindahan para pedagang tersebut.

"Kenapa sosialisasi ini dihentikan karena dari poin 1, 2, 3 belum siap, karena belum ada kejelasan dari pihak pemerintah. Kami mau ditempatkan di mana belum tahu kok sudah disosialisasikan untuk segera pindah dalam waktu dekat," cetusnya.

"Kami tidak mau pedagang dicampur baurkan dengan kepentingan politik, kita tahu menuju pemilihan Bupati, ya kita nggak mau menuju ke kubu satu maupun menuju ke kubu dua karena suara kami sudah tidak didengar," tambahnya.

Selain sarana dan prasarana yang belum siap, disampaikan Bayu, pihaknya masih menemukan banyak kebocoran di gedung baru Pasar Godean. Sehingga hal itu dianggap belum layak untuk dihuni atau untuk berjualan kembali.

Namun di satu pihak pedagang tetap diminta pindah pada 2024 ini. Bagi kemudian yang tidak mau pindah maka terancam digantikan dengan pedagang lain.

"Mohon maaf kami semua di sini resmi terdaftar, kita sudah puluhan tahun berjualan kalau seperti itu bukan lagi seorang pemimpin mohon maaf. Dengan perpindahan yang cepat ini untuk kami jujur belum siap dan untuk bangunan juga belum siap," ujarnya.

Diminta Segera Pindah

Parianto yang merupakan pedagang tahu di Pasar Godean mengaku tidak ada kejelasan terkait kepindahan ini. Termasuk rencana pembuatan gledeg untuk para pedagang.

Apalagi disebutkan Parianto, pembuatan gledeg itu membutuhkan waktu tidak sebentar. Namun, secara sepihak para pedagang sudah diminta pindah maksimal tanggal 7 Oktober 2024 mendatang.

"Ini belum ada rembugan sama sekali (masalah gledeg) dan tanggal 7 besok sudah harus pindah pada bikin gledeg itu ndak sebentar dalam jumlah ratusan bukan cuma 1-2 ratusan gledeg, kok kita harus dipaksa tanggal 7 besok itu harus pindah, 7 Oktober," tutur Parianto.

Namun dia tidak memungkiri, tempat parkir memang hal yang paling utama. 

"Yang paling utama kan emang parkir, pedagang enak pembeli juga enak. Sampeyan kalau mau beli enggak ada tempat parkir gimana," tandasnya.

"Terus gledeg itu fungsinya untuk menyimpan dagangan para pedagang. Kalau ditinggal sewaktu-waktu terbuka juga keamanannya enggak ada, itu yang kami minta. Suruh pindah, tapi prasarananya belum ada, terus mau ditaruh di mana dagangan kita, aneh bukan, keanehannya di situ," tambahnya.

Rencananya lahan parkir Pasar Godean akan berada di sebelah utara gedung. Parkiran itu akan terdiri dari tiga lantai menyesuaikan gedung pasar yang baru.

Namun saat ini bangunan parkir itu belum ada sama sekali. Sehingga para pembeli dan pedagang akan diarahkan ke rumah-rumah di sekitarnya untuk parkir nanti.

"Jadi pedagang dan pembeli suruh parkir di sana dicarikan tempat rumah orang untuk parkir pedagang dan pembeli, lucu enggak di situ. Padahal pasarnya bagusnya seperti itu parkir suruh nebeng-nebeng," terangnya.

"Dan ini kami minta sosialisasi hentikan sekarang karena kalau sosialisasi berjalan-berjalan akan itu nanti sampai ke pengundian dan pedagang pasti akan ketakutan kalau sampai di situ takutnya nanti tidak dapat tempat atau apa itu yang jadi seperti ancaman, intimidasi," sambungnya.

Lahan Parkir akan Mudahkan Pedagang Lansia

Seorang pedagang lain, Suratman menilai lokasi parkir yang sudah ada akan sangat memudahkan para pedagang terkhusus lansia. Pasalnya memang sejak awal tempat parkir itu akan dibuat secara terpadu.

"Lagian sistem perdagangan kita itu dari pembeli itu, konsumen itu tinggal meninggal uang aja, ini uangnya nanti tolong diantar ke parkiran," kata pria yang sudah berdagang di Pasar Godean sejak 1998 itu.

"Njenengan bisa bayangkan kalau ibu-ibu yang usia 50, 60, 70 tahun dari lantai 3 ke tempat parkiran itu kalau bolak-balik berapa kali, kira-kira kalau lewat tangga kuat enggak itu. Sedangkan yang dijanjikan kan adalah parkir terpadu itu dari masing-masing gedung ada akses. Ya sesuai dengan yang direncanakan itu lantai satu parkirnya ada akses ke lantai satu, lantai dua tiga begitu," tambahnya.

Namun kembali lagi hingga aksi di DPRD Sleman siang ini, gambaran tentang parkir di Pasar Godean itu belum dipenuhi. Bahkan para pedagang belum mendapat kejelasan tentang tempat parkir.

"Nah itu belum, digambaran pun belum ada dari para pedagang itu, kok dipaksakan kan ya kasihan gitu loh, tahu nggak dengan kerepotan pedagang saat ini," tegasnya.

Tidak Langsung Ambil Keputusan

Ketua DPRD Sleman Sementara, Gustan Ganda memastikan tidak akan langsung mengambil keputusan terkait persoalan ini. Pihaknya akan berkoordinasi terlebih dulu dengan Pemkab Sleman.

"Jadi pada hari ini kami tidak akan mengambil keputusan apapun. Jadi ini akan menjadi dasar kami DPRD koordinasi diskusi dan mengambil keputusan bersama antara pihak pemerintah Kabupaten Sleman dan DPRD Sleman," kata Ganda di DPRD Sleman, Rabu (25/9/2024).

"Tentunya dalam mengambil keputusan ini kami mempertimbangkan data-data fakta lapangan dan catatan besar adalah tidak kembali menimbulkan permasalahan lanjutan," imbuhnya.

Setelah menemui para pedagang hari ini, Ganda mengatakan bakal segera bertemu dengan Pemkab Sleman. Hal itu untuk memastikan tidak ada paksaan apapun kepada para pedagang.

"Untuk itu kami sudah merencanakan setelah bertemu dengan para pedagang, untuk bertemu dengan eksekutif pihak terkait membicarakan hal minimal kenyamanan pedagang dulu, tidak ada kata intervensi, tidak ada paksaan, tidak ada kata-kata yang menakutkan," ujarnya.

Aksi dan audiensi para pedagang Pasar Godean di DPRD Sleman, Rabu (25/9/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Aksi dan audiensi para pedagang Pasar Godean di DPRD Sleman, Rabu (25/9/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Disampaikan Ganda, koordinasi akan dilakukan dengan sejumlah pihak. Untuk mencari tambahan data sehingga dapat merumuskan suatu kebijakan yang tak menimbulkan masalah berkelanjutan.

"Jadi pada hari ini kami dalam rangka menerima semua data. Jadi bukan sifatnya aduan tapi ini data yang akan kita pakai bersama dengan dinas untuk berdiskusi langkah terbaik yang akan kita putuskan," tandasnya.

Ganda meyakinkan kepada para pedagang pasar bahwa persoalan ini tidak akan dicampuradukan kepada kepentingan politik. 

"Jadi teman-teman pedagang pasar yakinlah kepada kami bahwa hal ini tidak akan kami bawa ke politik. Yakinlah kepada kami bahwa hal ini akan putuskan untuk mengambil kebijakan secara adil. Yakinlah," tegasnya.

"Kalau tidak ada trust, tentunya apapun yang nanti kami ambil jika tidak ada keyakinan trust kepada kami pasti akan ada tuduhan-tuduhan dan kami jamin di bawah pimpinan-pimpinan yang ada sekarang ini bahwa keadilan yang berhak akan diberikan yang kewajiban harus melaksanakan itu prinsip kami," tambahnya.

Sementara itu ketika SuaraJogja.id mengonfirmasi kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Mae Rusmi menjawab singkat bahwa proses pindah pedagang ke pasar Godean sudah ditentukan waktunya, tinggal pindah.

"Sudah (ada tanggal pindah), akan disampaikan ke pedagangnya," tegas Kepala Disperindag Kabupaten Sleman Mae Rusmi.

Namun, Mae tak menjawab lagi ketika ditanyakan terkait kapan pastinya pemindahan para pedagang.

Hampir 2.000 Pedagang

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Godean, Sri Kundari menuturkan saat ini para pedagang masih akan menunggu semua sarana dan prasarana selesai. Termasuk yang utama adalah lahan parkir.

"Kita menunggu kalau ini semuanya sudah siap. Jadi ini belum ada belum ada parkir. Nah kita kalau nanti udah ada parkir sarana dan prasarana siap kita bisa langsung pindah," kata Sri saat ditemui di Pasar Godean, Rabu (28/8/2024) lalu.

Sementara ini memang, diungkapkan Sri dari segi fasilitas bangunan Pasar Godean yang baru lebih lengkap ketimbang sebelumnya. Apalagi bangunan baru ini terdiri atas tiga lantai.

"Ini tiga lantai. Kita minta ada parkir tiap lantai, baru direncanakan kita meminta. Masih di sana (belum pindah) sementara. Kita nunggu siap," ucapnya. 

Sri mengungkapkan total ada 1.837 pedagang yang berjualan di Pasar Godean menempati kios dan los. Nantinya penempatannya di bangunan baru ini akan disesuaikan dengan komoditi.

"Jumlah pedagang 1.837 itu ada yang kios sama los. Besok penempatannya kita tiap komoditi. Itu sini ada 12 komoditi," ujarnya.

Lahan Parkir Diserahkan Pemkab Sleman

Direktur Jenderal Cipta Karya PUPR Diana Kusumastuti memastikan pembangunan lahan parkir untuk Pasar Godean diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Sementara PUPR hanya fokus pada pembangunan fisik atau revitalisasi total banguan tersebut.

"Pasar ini kan sebenarnya kita bangun (gedung) pasarnya. Nah parkir dulu kan akan dibangun oleh Kabupaten Sleman. Nanti nyuwun (minta) bu bupati," kata Diana ditemui di Pasar Sleman, Rabu (28/8/2024).

Diana memastikan Pasar Godean yang hari ini diresmikan langsung Presiden Jokowi sudah bisa langsung digunakan. Dia berharap penataan pedagang di pasar tersebut dapat dilakukan dengan baik.

"Sudah bisa langsung dimanfaatkan, tinggal nanti bupati nanti ngatur, mana zona ikan, daging, sayur dan sebagainya sehingga pasar ini tertata dengan baik," tuturnya.

Selain itu, Diana berharap salah satu pasar tradisional di Bumi Sembada tersebut dapat terus ramai. Termasuk para pedagang dan masyarakat yang dapat merawat bangunan baru tersebut.

"Saya harapkan, bu bupati, agar pasar ini terus ramai jangan pernah sepi karena ini adalah tempat masyarakat berkumpul dan pedagang ya. Sehingga pasar ini tetap bermanfaat," tandasnya.

"Dan saya mohon juga satu hal bu bupati, dipelihara seperti yang disampaikan oleh Pak Jokowi tadi dipelihara, agar tetap menjadi pasar yang bagus, yang green dan tentunya bisa dimanfaatkan masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, menuturkan masih akan memaksimalkan operasional Pasar Godean usai direvitalisasi. Termasuk dengan nantinya penambahan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan.

"Saya ucapan terima kasih kepada bapak presiden dan bu dirjen bahwa Sleman dibantu pasar yang begitu megah senilai Rp89 miliar. Semoga pasar ini setelah diresmikan nanti kita berupaya semaksimal mungkin supaya nanti ada mobilitas masyarakat untuk belanja di Pasar Godean ini," ujar Kustini usai peresmian Pasar Godean.

"Dan kita mengharap pedagang-pedagang pasar, nanti terus ditempati tempat ini. Supaya ada aktivitas dan manfaat jangan sampai pasar ini mangkrak," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak