Mengenal Abdul Halim Muslih yang Maju Lagi di Pilkada Bantul: Kerabat Gus Mus yang Pernah Nyantri ke Kuwait

Abdul Halim Muslih kembali akan maju dalam kontestasi Pilkada Bantul. Ia kini menggandeng Aris Suharyanta dengan dukungan sebanyak sembilan partai koalisi

Galih Priatmojo
Kamis, 26 September 2024 | 13:15 WIB
Mengenal Abdul Halim Muslih yang Maju Lagi di Pilkada Bantul: Kerabat Gus Mus yang Pernah Nyantri ke Kuwait
Abdul Halim Muslih, petahana yang kembali maju dalam kontestasi Pilkada Bantul. Berikut profil dan kisah tokoh NU yang masih kerabat Gus Mus. [Abdul Halim Muslih/Instagram]

Setelah itu, Abdul Halim Muslih maju dalam kontestasi Pilkada Bantul 2015 mendampingi Suharsono.

Pasangan Suharsono-Abdul Halim Muslih memenangkan kontestasi Pilkada Bantul 2015 dengan perolehan 257.576 suara atau sekitar 53 persen.

Sedangkan lawannya kala itu Sri Surya Widati memeroleh 228.186 suara atau sekitar 47 persen.

Abdul Halim pun mampu mengulang kesuksesan pada Pilkada Bantul 2020. Pada gelaran tersebut, Abdul Halim Muslih maju sebagai calon bupati berdampingan dengan Joko B Purnomo.

Baca Juga:Dua Stadion Ini Bakal Jadi Lokasi Kampanye Akbar Pilkada Kota Yogyakarta 2024

Organisasi

Abdul Halim Muslih diketahui juga aktif dalam berorganisasi.

Ia tercatat pernah menduduki jabatan strategis di sejumlah organisasi.

Ketua LTN PCNU Bantul periode 1995-2000.
Sekretaris DPC PKB Bantul periode 1999-2009.
Wakil Ketua DPW PKB periode 2004-2009.
Ketua DPC PKB Bantul periode 2012-sekarang.
Direktur Utama PT PKPSD DIY periode 2015-sekarang.

Latar Belakang

Baca Juga:Dari Kasus Fufufafa, Pilkada 2024 Jadi Ajang Bongkar Jejak Digital Calon Kepala Daerah

Mengutip dari Buku Saya dan Bantul karya Agus Wahyudi dan R Toto Sugiarto, Abdul Halim Muslih diketahui merupakan santri tulen.

Ia masih memiliki garis kerabat dengan ulama kharismatik asal Rembang yang jamak dikenal sebagai Gus Mus.

Ia juga merupakan adik ipar dari almarhum KH Mujab Mahalli.

Dikirim ke Kuwait

Seperti dikutip dari Viva.co.id, Abdul Halim Muslih ketika muda sempat dikirim ke Kuwait.

Hal itu terjadi ketika ia terpilih dalam program pertukaran pelajar ke luar negeri yang diinisiasi oleh Nahdlatul Ulama pada 1990.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak