SuaraJogja.id - Poligami jadi salah satu isu sensitif untuk diperbincangkan. Seringkali dianggap lekat perselingkuhan, praktik poligami dianggap merupakan tindakan kekerasan terhadap perempuan.
Namun dalam film Laut Tengah yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, sang penulis, Berliana Kimberly mencoba memberikan perspektif baru tentang isu poligami dan hukum keluarga Islam di Indonesia.
"Lewat film ini saya mencoba meluruskan pandangan masyarakat tentang poligami yang seringkali hanya dilihat dari sisi negatif," ujar Berliana di Yogyakarta, Sabtu (05/10/2024) petang.
Meski diakui Berliana, praktik poligami seringkali diiringi kasus-kasus kekerasan pada perempuan laiknya banyak laporan yang disampaikan Komisioner Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Kekerasan tersebut muncul akibat perselingkuhan karena keinginan memiliki pasangan lebih dari satu.
Baca Juga:Angkat Isu Pernikahan Dini, Film Dua Hati Biru Beberkan Dampak Kesehatan Mental
Namun lewat kisah cinta tiga sosok utama Laut Tengah, Berliana mencoba menyampaikan bila tak selamanya istri kedua merupakan perebut laki-laki orang alias pelakor. Namun bisa saja karena banyak faktor seperti ijin dari istri pertama karena beberapa alasan. Tindakan tersebut disebut bahkan sudah diatur dalam hukum perkawinan Islam di Indonesia.
"Ada pembahasan tentang undang-undang perkawinan, kompilasi hukum Islam. Poligami bukan jalan keluar dari perselingkuhan," tandasnya.
Sementara salah seorang pemain, Anna Jobling yang berperan sebagai Aisa Alexandra, istri kedua Teuku Bhumi Syam yang diperankan Ibrahim Rasyid mengaku meski mau berperan sebagai wanita kedua dalam film Laut Tengah, dia tidak ingin hal itu terjadi padanya di dunia nyata.
"Saya tidak suka sharing [pasangan]," jelasnya.
Meski tak setuju dengan poligami, Anna yang banyak dikenal sebagai pemain horor thriller ini menekankan bila filmnya menampilkan perspektif unik tentang kehidupan poligami. Karenanya dia tak ingin menjustifikasi apapun tentang keputusan tersebut.
Baca Juga:Cerita di Balik Film Sinden Gaib, Terinspirasi dari Kisah Perempuan Bernama Ayu
"Karakter Haya menjalani kehidupannya bukan karena keinginannya sendiri, tapi karena permintaan dari istri pertama. Ini menunjukkan sisi lain yang jarang terungkap," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi