SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul melaporkan bahwa dampak kekeringan akibat musim kemarau panjang tahun 2024 tidak seburuk yang terjadi pada tahun 2023.
Menurut Komandan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan saat ini memberikan harapan bahwa kekeringan di tahun ini tidak akan separah tahun sebelumnya.
"Berdasarkan analisis kami, semoga kekeringan tidak seberat tahun lalu, karena saat ini sudah memasuki fase peralihan musim," ujarnya Rabu (9/10/2024)
Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2023, fenomena El Nino berperan besar dalam memperburuk kondisi kemarau, menyebabkan dampak kekeringan yang lebih luas dibandingkan dengan tahun 2024.
Baca Juga:BPBD Bantul Distribusikan Bantuan Air Bersih 1,56 Juta Liter ke Wilayah Terdampak Kekeringan
"Pada tahun 2023, El Nino mempengaruhi kondisi kemarau yang lebih kering," tambahnya.
Sampai Oktober 2024, kemarau panjang ini telah berdampak pada masyarakat di delapan kecamatan yang mengalami kesulitan air bersih, memaksa BPBD Bantul untuk mendistribusikan air bersih. Sementara itu, pada tahun 2023, berdasarkan data infografis droping air bersih wilayah Bantul, hingga Desember, bantuan air bersih diberikan kepada masyarakat di 11 kecamatan.
"Pada tahun 2024, distribusi air bersih masih berlangsung hingga Oktober, namun jika dibandingkan dengan tahun 2023, dampaknya kemungkinan lebih ringan. Saat ini kita sudah memasuki masa peralihan musim," jelas Aka Luk Luk Firmansyah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, menambahkan bahwa distribusi air bersih akan terus dilakukan hingga hujan diperkirakan turun pada akhir Oktober. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan bijak dalam menggunakan air bersih selama menghadapi kekeringan.
"Gunakan air bersih sesuai kebutuhan, dan saling membantu sesama yang membutuhkan," katanya.
Baca Juga:3 Kecamatan Kehabisan Anggaran untuk Atasi Kekeringan, BPBD Gunungkidul Kucurkan Dana Tak Terduga