Ditegaskan Ryan, Trash Hero Yogyakarta tidak hanya sekadar melakukan pembersihan saja di Alkid. Justru, mereka bertujuan untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungannya.
Termasuk memberikan edukasi agar bisa meminimalisir penggunaan sampah anorganik maupun bisa memilahnya. Sehingga petugas sampah bisa lebih mudah untuk memproses sampah-sampah itu.
"Kami memilih di sana (Alkid) sebenarnya untuk edukasi. Clean up pun tidak sampai bersih. Tujuannya bukan langsung bersih, karena kita bukan petugas kebersihan tapi juga setelah bersih-bersih ada edukasi yang dilakukan," ungkapnya.
"Jadi kami memilah juga. Memang sebenarnya sampah harus dipilah, itu yang sebenarnya sering kampanyekan," sambungnya.
Secara cakupan pun memang, pihaknya tak akan bisa menyeluruh. Namun, sampah yang terlihat saat pembersihan maka pasti akan langsung diambil.
Kembali lagi, Ryan menegaskan bahwa tujuannya aksi bersih-bersih ini adalah untuk memantik kesadaran lebih banyak orang. Tidak hanya masyarakat Jogja tapi juga para wisatawan.
"Kita melihat bahwa sampah itu tadi kalau bisa kami ambil ya kami ambil, tapi tidak kemudian harus bersih rata karena tadi kami bukan petugas kebersihan. Aksi ini untuk menarik perhatian orang lain. Sehingga mereka terpantik dan sekaligus mengedukasi," tegasnya.
Menurutnya persoalan sampah bukan hanya tanggungjawab pemerintah semata. Melainkan diperlukan andil dari semua pihak untuk mengatasi dan menciptakan lingkungan yang bebas sampah.
"Jadi sampah itu bukan hanya sekadar tanggungjawab pemerintah tetapi ya kita juga ikut berkontribusi atau pun ya setidaknya kalau pun kita enggak bisa membantu membersihkan setidaknya kita mengurangi sampah plastik dengan cara memilah sampah itu," ungkapnya.
Baca Juga:Pelaku Dugaan Penipuan Acara Fun Bike dan Senam di Alun-alun Selatan Ternyata ASN di Kemenkumham DIY
Tembus 6 Ton Per Hari
Produksi sampah di Kota Yogyakarta diketahui mencapai 180-200 ton per hari. Sedangkan khusus untuk di Alkid, sampah bisa mencapai 6 ton per hari. Dengan kata lain, sampah yang dihasilkan di Alkid menyumbang sekira 2,22 persen dari keseluruhan sampah Kota Yogyakarta.
"Rata-rata per hari 4 ton. Kalau hari libur bisa 6 ton (per hari). Untuk yang paling banyak bungkus makanan," ungkap Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko.
Di sisi lain, Pemkot Jogja senantiasa mengajak masyarakat mengurangi timbulan sampah plastik sekali pakai. Baik masyarakat perorangan maupun pelaku usaha.
![Info grafis jenis sampah di Alun-alun Selatan atau Alkid. [Suarajogja.id/Iqbal Saputra]](https://media.suara.com/pictures/original/2024/10/10/62662-info-grafis-jenis-sampah-di-alun-alun-selatan-atau-alkid.jpg)
Hal itu tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Yogyakarta nomor 40 tahun 2024 tentang pengurangan timbulan sampah plastik sekali pakai. Namun memang di sisi lain, sampah seperti puntung rokok dan tusuk sate yang kerap ditemukan di Alkid menjadi kendala tersendiri.
Apalagi secara keseluruhan di Kota Jogja, jumlah sampah residu tersebut bisa mencapai 20 persen. Sehingga pemilahan sampah oleh masyarakat memang perlu dan penting untuk dilakukan.