SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, sedang menganalisis berbagai faktor penyebab tingginya kasus stunting di wilayah dengan laporan tertinggi, seperti Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri.
"Kami akan menganalisis lebih lanjut berbagai faktor yang memengaruhi terjadinya stunting di Selopamioro," ujar Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, Selasa (15/10/2024).
Berdasarkan intervensi pemerintah hingga Juni 2024, kasus stunting di Bantul tercatat sekitar 11 persen. Meskipun data per kecamatan tidak dirinci, wilayah Imogiri, khususnya Kelurahan Selopamioro, mencatat jumlah kasus tertinggi.
Terdapat sekitar 180 kasus stunting di Selopamioro, yang menjadi fokus utama pemerintah untuk diatasi. Agus menyebutkan berbagai faktor yang memicu stunting di wilayah tersebut.
"Salah satu faktornya adalah kondisi sosial ekonomi yang berperan, serta sarana transportasi di sana yang lebih sulit dibandingkan daerah lain," jelasnya.
Selain itu, kebiasaan atau tradisi masyarakat setempat dalam kegiatan sosial juga turut memengaruhi. Masyarakat cenderung lebih mengutamakan keguyuban dan sumbangan dalam acara sosial daripada kebutuhan pribadi, termasuk pemenuhan gizi anak.
"Misalnya, saat ada acara, masyarakat lebih fokus memberikan sumbangan untuk tetangga daripada memperhatikan kebutuhan gizi anaknya sendiri, sehingga kadang makanan anak belum sesuai standar," lanjut Agus.
Meski begitu, hasil intervensi stunting hingga Juni menunjukkan penurunan dari 12 persen menjadi 11 persen di seluruh wilayah Bantul.
"Data intervensi lebih akurat dibanding survei karena dilakukan di seluruh wilayah, sementara survei hanya menggunakan metode sampling," tambahnya.
Baca Juga:Ditinggal Pergi, Dua Rumah di Pleret Bantul Ludes Terbakar