Gunung Merapi Muntahkan 162 Guguran Lava Sepekan, Warga Diimbau Waspada

Titik panas tertinggi pada kubah barat daya terukur sebesar 249,3 derajat celcius.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 17 November 2024 | 12:50 WIB
Gunung Merapi Muntahkan 162 Guguran Lava Sepekan, Warga Diimbau Waspada
Kondisi Gunung Merapi di Sleman, DIY, Jumat (16/8/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 8-14 November 2024.

"Pada pekan ini guguran lava teramati sebanyak 162 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] sejauh maksimal 2.000 meter. Suara guguran terdengar 3 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/11/2024).

Guguran lava teramati sebanyak 271 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter. Suara guguran terdengar 5 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.

Baca Juga:Geger Sekelompok Orang Nekat Mendaki Gunung Merapi saat Status Siaga, TNGM Pastikan Pendakian Belum Dibuka

BPPTKG turut melakukan analisis suhu kubah lava dari foto thermal survei drone tanggal 11 November 2024. Termasuk dengan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5.

Titik panas tertinggi pada kubah barat daya terukur sebesar 249,3 derajat celcius, lebih tinggi dari suhu pengukuran sebelumnya. Pada kubah tengah terukur sebesar 232,2 derajat celcius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya.

"Untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 24 Oktober 2024 volume kubah barat daya terukur sebesar 3.077.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.361.800 meter kubik," ujar dia.

Sejumlah kegempaan masih tercatat dalam sepekan terakhir, didominasi gempa fase banyak yang mencapai 1.841 kali. Disusul gempa guguran banyak 1.129 kali, 7 kali gempa tektonik, 2 kali gempa frekuensi rendah dan 1 kali gempa vulkanik dangkal.

"Kegempaan fase banyak dan guguran pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ungkap dia.

Baca Juga:Awas, 12 Kerawanan Ini Mengancam Pilkada Serentak 2024

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak