Waspada, Kasus DBD di Yogyakarta Naik Tajam, Anak-Anak Rentan Terinfeksi

"Sampai Oktober kemarin ada 238 kasus, kalau di bulan November ini ada 2 kasus".

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 17 November 2024 | 16:51 WIB
Waspada, Kasus DBD di Yogyakarta Naik Tajam, Anak-Anak Rentan Terinfeksi
Gejala Demam Berdarah Dengue dan Cara Mengatasinya (Pexels.com)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tercatat hingga Oktober 2024 saja sudah ada 238 kasus DBD di Kota Yogyakarta.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengungkapkan tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu. Bahkan tren kenaikan kasus DBD tidak hanya tidak di Kota Jogja saja tapi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

"Sampai Oktober kemarin ada 238 kasus, kalau di bulan November ini ada 2 kasus. Dibanding tahun lalu memang ada kenaikan, dan kenaikan ini juga terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia," kata Endang, pada Minggu (17/11/2024).

"Untuk di Kota Yogya kasus DBD tahun 2023 sebanyak 88 kasus, tahun 2022 ada 174 kasus dan tahun 2021 ada 92 kasus," imbuhnya.

Baca Juga:Waspada, Kasus Stroke di Yogyakarta Tinggi, Dinkes Ajak Cegah dengan Aktivitas Fisik

Disampaikan Endang, sebagian besar pasien DBD merupakan anak-anak. Berdasarkan laporan melalui kewaspadaan dini rumah sakit (KDRS), sejauh ini pasien DBD menjalani rawat inap di rumah sakit semuanya dinyatakan sembuh.

"Paling banyak kasus DBD terjadi di Kelurahan Sorosutan ada 17 kasus, Kricak 15 kasus dan Wirogunan 14 kasus. Sebenarnya hampir merata wilayahnya dan angkanya fluktuatif," ucapnya.

Memasuki musim penghujan, pihaknya mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Terutama kepada anak-anak sebagai kelompok rentan.

"Menghadapi musim penghujan seperti sekarang kami himbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap DBD," ungkap dia.

Pihaknya mengimbau masyarakat melakukan pencegahan DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Kemudian menerapkan 4M plus yaitu menguras bak mandi dan tempat penampungan air, menutupnya agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, memantau jentik nyamuk dan mengubur barang bekas.

Baca Juga:Ngamen Online di Titik Nol Tidak Perbolehkan, Ini Sederet Kegiatan yang Dilarang di Kawasan Sumbu Filosofi

"Ada juga inovasi yang bekerja sama dengan Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada, melalui implementasi teknologi nyamuk ber-Wolbachia dalam pengendalian DBD," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak