Kasus Hewan Ternak di Gunungkidul Mati Diduga Terpapar PMK Melonjak, Peternak Rugi hingga Rp16 Juta

Heru Lawan, mengungkapkan bahwa jumlah sapi yang diduga terinfeksi PMK kini mencapai 17 ekor, naik dari 12 ekor beberapa hari lalu.

Galih Priatmojo
Kamis, 26 Desember 2024 | 19:05 WIB
Kasus Hewan Ternak di Gunungkidul Mati Diduga Terpapar PMK Melonjak, Peternak Rugi hingga Rp16 Juta
Petugas puskeswan memeriksa kondisi hewan ternak di Gunungkidul, dimana beberapa hari terakhir muncul sejumlah kasus sejumlah ternak mati diduga terpapar PMK.

SuaraJogja.id - Kasus kematian sapi diduga akibat terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Padukuhan Polaman, Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul, terus menunjukkan peningkatan. Hingga hari ini, tercatat 7 sapi telah mati dari sebelumnya hanya 2 ekor.

Dukuh Polaman, Heru Lawan, mengungkapkan bahwa jumlah sapi yang diduga terinfeksi PMK kini mencapai 17 ekor, naik dari 12 ekor beberapa hari lalu. Heru menambahkan bahwa 5 sapi yang mati baru-baru ini sebagian besar menunjukkan gejala yang mengarah pada PMK.

"Ada sapi yang baru dibeli warga dari pasar hewan dua hari lalu, dan sekarang sudah mati," ujarnya, Kamis (26/12/2024).

Akibat kejadian ini, warga mengalami kerugian besar. Harga rata-rata sapi yang mati berkisar Rp15 hingga Rp16 juta per ekor, sehingga total kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Heru meminta perhatian serius dari pemerintah untuk menangani situasi ini.

Baca Juga:Gunungkidul Diguyur Hujan Deras, RSUD Wonosari Kebanjiran

Heru menjelaskan bahwa kasus-kasus kematian sapi telah dilaporkan ke Puskeswan setempat. Sebagai langkah awal, pihaknya telah mengambil disinfektan dari Puskeswan untuk menyemprot area terdampak guna mencegah penyebaran lebih lanjut.

"Semua area yang terdampak sudah kami semprot dengan disinfektan yang diberikan Puskeswan," tambahnya.

Penyebaran dugaan PMK ternyata tidak hanya terjadi di Kalurahan Pampang. Informasi terbaru menunjukkan bahwa dua ekor sapi di Kelurahan Sodo, Kapanewon Paliyan, juga menunjukkan gejala serupa PMK.

Sementara itu, upaya konfirmasi kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan belum mendapatkan respons. Panggilan telepon dan pesan singkat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Peternakan masih belum dijawab.

Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan peternak. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan penyebaran dugaan PMK agar kerugian tidak semakin meluas.

Baca Juga:Memasuki Libur Nataru, Sejumlah PO Bus di Gunungkidul Mulai Naikkan Harga Tiket

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini