Kasus PMK Kembali Melonjak, Pakar UGM Desak Vaksinasi Menyeluruh

Soal penyebab penyakit PMK dengan cepat merebak dalam beberapa tahun terakhir, Aris bilang berawal dari kasus pertama di Indonesia ditemukan di Jawa Timur dan Aceh

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 07 Januari 2025 | 12:14 WIB
Kasus PMK Kembali Melonjak, Pakar UGM Desak Vaksinasi Menyeluruh
Petugas kesehatan hewan di Kabupaten Sleman DIY saat melaksanakan vaksinasi hewan ternak mencegah PMK. ANTARA/HO-Dokumen DP3 Sleman.

SuaraJogja.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Indonesia. Pakar sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Aris Haryanto, menyebut lonjakan kasus PMK disinyalir akibat dari proses vaksinasi yang belum menyeluruh dan berkala. 

"Kasus PMK kali ini merupakan gelombang kedua, sebelumnya sudah pernah (vaksinasi) dan peternak sekarang sudah terinformasi. Namun karena kasusnya mereda, jumlah vaksinasinya juga menurun," kata Aris, dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).

Dijelaskan Aris, penyebarannya PMK sangat cepat dan menular pada hewan ternak, baik secara langsung, tidak langsung, maupun melalui udara. Penyebaran lewat udara itu yang membedakan virus ini dengan jenis virus lainnya. 

"Virus ini bisa menyebar secara langsung melalui udara. Jika hewan itu ditempatkan berdampingan, kemungkinan tertularnya besar. Bahkan ada kasus di mana penularannya bisa sampai 200 km jaraknya," ucapnya.

Baca Juga:Berpotensi Dongkrak Pariwisata, PHRI DIY Minta Pemerintah Tambah Rute Penerbangan di YIA

Soal penyebab penyakit PMK dengan cepat merebak dalam beberapa tahun terakhir, Aris bilang berawal dari kasus pertama di Indonesia ditemukan di Jawa Timur dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

Kemudian gelombang kedua wabah PMK kali ini juga muncul di kedua daerah tersebut. Saat ini pengembangan vaksin PMK terus digalakkan oleh pemerintah dengan mengembangkan jenis vaksin sesuai dengan tipe virus yang muncul dalam kasus nasional. 

Sayangnya, produksi vaksin dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan vaksinasi. Terlebih untuk hewan-hewan ruminansia ternak yang rentan terkena PMK. 

"Vaksinasi itu harus dilakukan dua kali minimal. Jarak antara vaksin pertama dan kedua itu sebulan. Tapi setelah itu tetap harus divaksin setiap enam bulan sekali," tuturnya.

Ada sejumlah tahap yang bisa dilakukan terkait dengan mitigasi PMK. Mulai dari pemberian analgesik dan antibiotik pada hewan yang terkena PMK dengan gejala demam tinggi.

Baca Juga:Peternak Sapi di Gunungkidul Terpuruk Gegara Wabah PMK, Harga dan Permintaan Anjlok

Selain itu, hewan yang mengalami gejala harus dipisahkan dengan hewan lainnya agar mencegah penularan lebih lanjut. Gejala selanjutnya, akan muncul lepuh atau lesi atau sariawan pada rongga mulut, serta luka pada kuku. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak