SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, di bawah kepemimpinan Bupati terpilih Endah Subekti Kuntariningsih dan Wakil Bupati Joko Parwoto, berencana melobi UNESCO terkait status Global Geopark yang disandang daerah tersebut. Hingga kini, status bergengsi itu belum memberikan dampak ekonomi signifikan bagi kabupaten, bahkan dianggap menyulitkan investasi.
Endah mengungkapkan bahwa banyak anggapan jika investasi di Gunungkidul terhambat oleh sulitnya proses perizinan, terutama terkait penggunaan lahan yang masuk kawasan Geopark. Hal itulah yang sering dianggap menjadi penghambat investasi.
"Banyak yang bilang investasi di sini sulit. Masalahnya, izin pengelolaan lahan sering menjadi kendala, padahal jika tanah tersebut memang sah dimiliki oleh investor dan izinnya sudah sesuai OSS (Online Single Submission), kita seharusnya tidak mempersulit," jelas Endah.
Ia menambahkan bahwa Pemkab akan mempersiapkan aturan lebih detail untuk mendorong investasi dengan tetap melibatkan masyarakat setempat. Di mana investor harus memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat, misalnya dalam bentuk tenaga kerja lokal atau pengelolaan yang melibatkan warga sekitar.
Baca Juga:Cuaca Buruk Picu Gagal Panen, Harga Cabai Rawit Merah di Gunungkidul Melambung Tinggi
Di sisi lain, sebagai langkah strategis, Pemkab Gunungkidul juga akan berdiplomasi dengan UNESCO untuk mengevaluasi manfaat ekonomi dari status Global Geopark. Endah menilai bahwa kawasan Geopark di kabupaten lain telah berhasil mendatangkan nilai ekonomi, sementara Gunungkidul belum memperoleh keuntungan signifikan.
"Sampai saat ini, 60% kawasan di Gunungkidul masuk dalam Geopark, tetapi manfaat ekonominya belum terasa. Kami akan meminta Wakil Bupati untuk berdiplomasi dan belajar dari kabupaten lain yang telah sukses memanfaatkan status Geopark untuk mendatangkan pendapatan," tegas Endah.
Dengan rencana ini, Pemkab Gunungkidul berharap status Global Geopark dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Melalui upaya diplomasi, penyesuaian kebijakan investasi, dan eksplorasi potensi karbon karst, Gunungkidul ingin memastikan bahwa keberlanjutan lingkungan tetap berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemkab juga berharap langkah ini dapat membuka jalan bagi lebih banyak investor untuk masuk, dengan tetap mengutamakan keberlanjutan dan keterlibatan masyarakat lokal.
Potensi Karbon Karst Gunungkidul
Baca Juga:Makan Bergizi Gratis Mulai Diterapkan, Peneliti Ungkap Efek Domino yang Ditimbulkan
Kepala Bappeda Gunungkidul, Arif Aldian, menyoroti potensi ekonomi dari kawasan karst yang dimiliki Gunungkidul. Kajian yang dilakukan oleh UGM menunjukkan bahwa karst Gunungkidul memiliki potensi besar dalam valuasi jasa lingkungan, khususnya karbon.
"Potensi karbon dari karst di Gunungkidul sangat besar. Kajian ini menunjukkan bahwa valuasi jasa lingkungan, seperti karbon capture, dapat menjadi peluang ekonomi baru. Di masa depan, karbon ini bisa diperdagangkan di bursa karbon internasional, seperti yang sudah diterapkan di Kalimantan Barat untuk sektor kehutanan," ujar Arif.
Namun, Arif menekankan bahwa kajian ini masih dalam tahap awal dan membutuhkan proses panjang sebelum bisa dimanfaatkan secara langsung. Sepanjang pengetahuannya, Karst tidak hanya mengandung karbon, tetapi juga mineral berharga. Pemanfaatannya harus memperhatikan aturan perdagangan internasional, khususnya di Eropa, yang sudah menerapkan standar ketat.
Kontributor : Julianto