SuaraJogja.id - Sport tourism atau wisata olahraga semakin marak digelar di Yogyakarta. Setiap minggu selalu saja banyak agenda seperti trail run, marathon dan lainnya yang diikuti ribuan peserta dari berbagai negara.
Hal itu mungkin jadi angin segar bagi perkembangan wisata di kota ini. Namun dibalik tingginya agenda wisata olahraga, ternyata masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diperbaiki bila Yogyakarta tak ingin ditinggal wisatawan.
"Banyak agenda sport tourism yang diikuti peserta dari mancanegara untuk dapat poin ke event yang lebih besar di Prancis. Berbeda dari marathon, peserta trail run lebih banyak stay (tinggal-red) di desa-desa wisata yang tidak mewah. Yang jadi masalah, banyak desa wisata yang tidak memiliki fasilitas memadai dalam menyambut wisatawan, termasuk dari mancanegara dalam kegiatan wisata olahraga," papar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadhi disela Coast to Coast Trail Run di Yogyakarta, Jumat (24/1/2025).
Padahal wisata olahraga yang diikuti banyak atlit profesional di tingkat internasional, menurut Imam menjadi promosi pariwisata yang berdampak cukup signifikan. Namun hal itu sering tidak dibarengi kesiapan dan kualitas fasilitas yang dimiliki desa wisata.
Baca Juga:PSIM Jogja Awali 8 Besar Liga 2 dengan Kemenangan Tipis, Erwan: Masih Ada PR
Selain fasilitas, standarisasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum mencukupi dalam hospitality atau pelayanan juga masih jadi masalah yang harus dihadapi sektor pariwisata di Yogyakarta. Sebut saja kebersihan dan keamanan yang belum jadi perhatian utama dalam menyambut wisatawan di desa wisata.
"Padahal kita harus menjamin kebersihan, karena masalah masih jadi persoalan yang harus kita selesaikan. Terus safety atau keamanan bagi wisatawan yang perlu diperhatikan. Kita punya PR besar untuk memastikan bila desa wisata yang kita jual itu sudah didukung SDM yang tersertifikasi, ini masih jadi PR kita untuk menyediakan itu," tandasnya.
Karena itulah, pada 2025 ini, Dinas Pariwisata DIY tidak mau muluk-muluk memasang target angka peningkatan jumlah wisatawan, baik lokal maupun asing untuk masuk ke Yogyakarta. Apalagi anggaran sektor pariwisata yang berkurang tahun ini.
Kalau pada 2024 lalu, jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia mencapai 221 ribu dan sekitar 7 juta wisatawan Nusantara, maka tahun ini target wisatawan mancanegara hanya naik jadi 250-260 ribu orang. Sedangkan wisatawan Nusantara ditargetkan sebanyak 8-8,5 juta orang.
"Sambil kita belajar mengelola wisatawan agar tidak merasa terlalu sesak berada di yogyakarta," ungkapnya.
Baca Juga:Makan Bergizi Gratis di Kota Jogja Tertunda Lagi, Siswa SMKN 4 cuma Bisa Gigit Jari
Sementara Pandu Buntara, Event Partner CTC 2025 menjelaskan, dalam rangka mendukung wisata olahraga di Yogyakarta, para pelari dari 15 negara sudah terkonfirmasi akan mengikuti CTC di pesisir Pantai Selatan Bantul selama dua hari, 22-23 Februari mendatang. Diantaranya dari Rusia, Vietnam, Belarusia, Kamboja, Belanda, Algeria, Kazakhstan, Bulgaria, Jerman, India, Prancis, Malaysia, Singapura dan tuan rumah Indonesia.
CTC 2025 ditargetkan diikuti 3.000 peserta. Penyelenggaraan tahun ini meliputi lima kategori perlombaan yaitu 5K Cross Country, 15K, 30K, 50K dan 80K.
"Kedatangan para pelari dari mancanegara diyakini akan membuat industri pariwisata Yogyakarta semakin menggeliat. Para pelari dari mancanegara rata-rata sangat tertarik. Selain menempuh rute pesisir pantai, juga diselenggarakan malam hari," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi