Rencana Kepala BGN Jadikan Belalang Jadi Menu MBG Ditertawakan Warga Gunungkidul: Ngawur!

Badan Gizi Nasional menyebut berencana menjadikan belalang dan ulat sebagai menu Makan Bergizi Gratis. Hal itu membuat warga Gunungkidul tertawa.

Galih Priatmojo
Senin, 27 Januari 2025 | 13:46 WIB
Rencana Kepala BGN Jadikan Belalang Jadi Menu MBG Ditertawakan Warga Gunungkidul: Ngawur!
Ilustrasi menu Makan Bergizi Gratis [Suara.com/Reynaldi]

SuaraJogja.id - Wacana Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana yang akan menjadikan belalang dan ulat menjadi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat warga Gunungkidul tertawa. Mereka menyebut wacana itu tak realistis mengingat harga dua serangga tersebut sangat mahal. 

Salah satu warga Gunungkidul, Ulfa Nurul Aziza meragukan wacana tersebut bisa direalisasikan. Karena harga belalang dan ulat di Gunungkidul sangat mahal bahkan lebih mahal dari daging ayam ataupun daging sapi. 

"Ngawur itu. Kira-kira kalau mau ngomong, liat dulu di lapangan. Wong belalang aja kayak emas harganya, kok mau dipakai untuk makan dengan anggaran Rp 10 ribu," tutur warga Kapanewon Wonosari ini, Senin (27/1/2025). 

Dia menyebut harga belalang di Gunungkidul cukup mahal. Harga 1 toples belalang yang sudah dimasak bisa mencapai Rp 35 ribu. Padahal 1 toples hanya berisi maksimal 15 ekor belalang. Demikian juga harga ulat seperti ulat jati harganya terkadang sudah tidak realistis. 

Baca Juga:RSUD Wonosari Naik Kelas ke Tipe B, Kini Punya Laboratorium Sendiri

Hal senada juga diungkapkan oleh warga Paliyan, Hendro Ary. Wacana menggunakan belalang dan ulat untuk menu MBG tidak masuk akal. Selain harganya mahal, tidak semua belalang dan ulat bisa dikonsumsi. Belalang dan ulat yang biasa dijual dan dikonsumsi di Gunungkidul sudah sulit ditemukan. 

"Kalau ulat itu musiman. Kalau belalang ya sudah sulit menemukannya, wong kita saja sering mendatangkan belalang dari luar daerah," tutur dia. 

Seorang produsen belalang dan ulat goreng asal Kalurahan Ngawen Kapanewon Ngawen Gunungkidul, Sri Hawa hanya tersenyum sinis mendengar rencana Kepala BGN itu. Wanita yang belasan tahun berkecimpung dalam kuliner ekstrim Gunungkidul ini menilai jika wacana itu mengada-ada. 

"Wong katanya anggarane cuma Rp 10 ribu. Kok mau lauk belalang apa ulat, yo angel (susah)," kata dia. 

Apa yang dia ungkapkan bukan tanpa alasan. Karena harga belalang sama ulat itu sudah sangat mahal. Dia menyebut harga belalang hidup yang masih ada sayapnya sudah mencapai Rp 190 perkilogramnya. Kalau kemudian dimasak maka mencapai Rp 400 ribu 

Baca Juga:Bocah Pencabulan Trauma Tak Mau Sekolah, Disdikpora DIY Perintahkan Supaya Dipindah

"iya.masih bs terbang 1 kg aja 190 ribu. Kalau kemudian dibersihkan sayap dan jeroannya jadi Rp 400 ribu. Kalau ulat perkilo Rp 180 ribu," tambahnya 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak