Setiap plengkung memiliki fungsi strategis dan nilai filosofis yang mendalam. Beberapa plengkung yang masih bertahan hingga kini antara lain:
1. Plengkung Nirbaya (Gading) – Terletak di sebelah selatan keraton, digunakan sebagai jalur terakhir Sultan saat wafat sebelum menuju ke pemakaman raja-raja di Imogiri.
2. Plengkung Tarunasura (Wijilan) – Berada di sebelah timur, menjadi akses utama bagi prajurit yang bertugas di lingkungan Keraton.
3. Plengkung Jagabaya (Taman Sari) – Terletak di barat daya, dekat dengan kompleks Taman Sari yang dahulu menjadi tempat peristirahatan sultan.
Baca Juga:Batal Dibuat Satu Arah, Plengkung Gading Ditutup Total
4. Plengkung Jayabaya (Ngasem) – Berada di barat laut, menjadi jalur utama menuju pasar dan kawasan perkampungan sekitar Keraton.
5. Plengkung Madyasura (Gondomanan) – Terletak di timur laut, dahulu digunakan sebagai jalur keluar bagi abdi dalem yang bertugas di luar keraton.
Plengkung Nirbaya: Gerbang Mistis Benteng Baluwarti yang Tak Boleh Dilewati Sri Sultan
Di balik kemegahan Keraton Yogyakarta, terdapat sebuah gerbang yang menyimpan sejarah dan larangan turun-temurun bagi Raja-raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Plengkung Nirbaya, yang terletak di sisi selatan Benteng Baluwarti, diyakini sebagai gerbang yang pantang dilewati oleh Sri Sultan.
Baca Juga:Ujicoba Satu Arah Plengkung Gading Mulai Diberlakukan, Sejumlah Pengendara Motor Kecelik
Larangan ini telah dijaga erat sejak zaman dahulu, dan hingga kini tetap dihormati oleh keluarga Keraton.