Mendalami Makna Plengkung Gading, Pintu Masuk Keraton Yogyakarta yang Akhirnya Ditutup Total

Plengkung Gading disebut menjadi pintu untuk keluar Raja Keraton Jogja ketika wafat.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 16 Maret 2025 | 16:28 WIB
Mendalami Makna Plengkung Gading, Pintu Masuk Keraton Yogyakarta yang Akhirnya Ditutup Total
Suasana Plengkung Gading yang ditutup total oleh Pemda DIY. [Kontributor Suarajogja.id/Julianto]

Setiap plengkung memiliki fungsi strategis dan nilai filosofis yang mendalam. Beberapa plengkung yang masih bertahan hingga kini antara lain:

1. Plengkung Nirbaya (Gading) – Terletak di sebelah selatan keraton, digunakan sebagai jalur terakhir Sultan saat wafat sebelum menuju ke pemakaman raja-raja di Imogiri.

2. Plengkung Tarunasura (Wijilan) – Berada di sebelah timur, menjadi akses utama bagi prajurit yang bertugas di lingkungan Keraton.

3. Plengkung Jagabaya (Taman Sari) – Terletak di barat daya, dekat dengan kompleks Taman Sari yang dahulu menjadi tempat peristirahatan sultan.

Baca Juga:Batal Dibuat Satu Arah, Plengkung Gading Ditutup Total

4. Plengkung Jayabaya (Ngasem) – Berada di barat laut, menjadi jalur utama menuju pasar dan kawasan perkampungan sekitar Keraton.

5. Plengkung Madyasura (Gondomanan) – Terletak di timur laut, dahulu digunakan sebagai jalur keluar bagi abdi dalem yang bertugas di luar keraton.

Plengkung Nirbaya: Gerbang Mistis Benteng Baluwarti yang Tak Boleh Dilewati Sri Sultan

Di balik kemegahan Keraton Yogyakarta, terdapat sebuah gerbang yang menyimpan sejarah dan larangan turun-temurun bagi Raja-raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Plengkung Gading yang merupakan akses keluar masuk wilayah Keraton Jogja ditutup total Pemda DIY. (Twitter/@merapi_uncover)
Plengkung Gading yang merupakan akses keluar masuk wilayah Keraton Jogja ditutup total Pemda DIY. (Twitter/@merapi_uncover)

Plengkung Nirbaya, yang terletak di sisi selatan Benteng Baluwarti, diyakini sebagai gerbang yang pantang dilewati oleh Sri Sultan.

Baca Juga:Ujicoba Satu Arah Plengkung Gading Mulai Diberlakukan, Sejumlah Pengendara Motor Kecelik

Larangan ini telah dijaga erat sejak zaman dahulu, dan hingga kini tetap dihormati oleh keluarga Keraton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak