Konsumsi BBM Sempat Turun 10 Persen, Pertamina Jamin Pertamax di Jogja Aman Selama Lebaran

Penurunan konsumsi Pertamax di berbagai SPBU di Yogyakarta tersebut, menurut Aryanto untungnya hanya terjadi dalam beberapa hari. Setelahnya kembali normal.

Galih Priatmojo
Selasa, 25 Maret 2025 | 11:46 WIB
Konsumsi BBM Sempat Turun 10 Persen, Pertamina Jamin Pertamax di Jogja Aman Selama Lebaran
Pertamina melakukan uji tera dan kelayakan BBM Pertamax di Yogyakarta, Senin (24/3/2025) menjelang Lebaran 2025. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Kasus Pertamax oplosan yang ramai beberapa waktu lalu cukup berdampak bagi Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana) DIY. Tercatat, kasus korupsi Pertamina tersebut membuat konsumsi Pertamax di DIY turun hingga 10 persen.

"Pada awal-awal terjadi sedikit penurunan, sekitar 10 persen," ujar Ketua DPC Hiswana Migas DIY, Aryanto Sukoco di sela pengecekan SPBU dalam rangka kesiapan Lebaran 2025 di Yogyakarta, Senin (24/3/2025). 

Penurunan konsumsi Pertamax di berbagai SPBU di Yogyakarta tersebut, menurut Aryanto untungnya hanya terjadi dalam beberapa hari. Setelah kasus Pertamax oplosan mereda, konsumsi BBM kembali normal.

Selain karena kasus oplosan, turunnya konsumsi BBM, termasuk Pertamax juga terjadi karena faktor bulan Ramadan. Selama Ramadan, aktivitas masyarakat cenderung berkurang, sehingga konsumsi BBM juga mengalami penurunan. 

Baca Juga:Exit Tol Tamanmartani Buka Kanan-Kiri saat Mudik Lebaran, Ini Rekayasa Lalu Lintas Lengkapnya

"Namun, setelah Ramadan, konsumsi akan kembali meningkat, jadi hal ini tidak menjadi masalah," ujarnya.

Apalagi menjelang Lebaran, Pertamina memastikan stok BBM, termasuk adanya sejumlah SPBU Kantong untuk memastikan ketersediaan BBM. Di SPBU kantong ada tangki standby yang bisa digunakan untuk memasok area sekitarnya jika ada kebutuhan mendesak. 

"Jika terjadi kemacetan yang menghambat distribusi dari Rewulu, SPBU yang hampir kehabisan stok dapat menerima suplai dari tangki standby yang tersedia di SPBU kantong. Saat ini, terdapat empat SPBU kantong di Yogyakarta, salah satunya berada di Temon," jelasnya.

Sementara Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Aribawa mengungkapkan, Pertamina terus melakukan pengecekan SPBU di sejumlah wilayah. Hal ini untuk memastikan kelayakan BBM yang dikonsumsi pemudik dan wisatawan selama libur Lebaran.

"[Dengan pengecekan SPBU], kami memastikan kualitas dan kuantitas BBM yang disalurkan ke masyarakat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas. Kami melakukan pengecekan secara masif di seluruh SPBU di wilayah DIY guna memastikan bahwa produk BBM yang didistribusikan sesuai dengan standar kualitas," jelasnya.

Baca Juga:Dinkes Kota Jogja Siapkan Alat Kejut Jantung hingga Puskesmas 24 Jam selama Libur Lebaran

Aribawa menambahkan, pengawasan BBM di SPBU dilakukan dengan sangat ketat, mulai dari pengiriman BBM dari terminal hingga penerimaan di SPBU. Pengiriman BBM menggunakan pipa, dan setiap proses penerimaan dilakukan quality control yang ketat.

Selain itu, SPBU wajib melakukan pengecekan mutu secara visual, termasuk densitas dan warna BBM. Setiap pagi sebelum beroperasi, SPBU juga diwajibkan mengecek kandungan air dalam BBM serta melakukan pengecekan secara menyeluruh.  Pertamina juga melakukan pengambilan sampel BBM di SPBU untuk memastikan bahwa produk yang dijual kepada masyarakat adalah produk berkualitas. 

"Jika ada pelanggaran, kami memiliki mekanisme pembinaan. Jika SPBU terbukti melakukan pelanggaran yang bersifat fatal, seperti adanya kecurangan dalam BBM, kami akan memberikan sanksi, termasuk penutupan sementara SPBU hingga mereka memperbaiki operasional dan layanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," paparnya.

Terjadi kenaikan konsumsi BBM

Aribawa menjelaskan, selama libur Lebaran, Pertamina memastikan stok BBM dan LPG aman di wilayah DIY.  Konsumsi BBM selama masa Ramadan dan Idul Fitri untuk jenis gasoline, yang terdiri dari Pertalite dan Pertamax Turbo diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 6,8 persen menjadi sekitar 1.991 KL per hari.

Namun konsumsi gasoil mengalami penurunan sebesar 25,2 persen menjadi 371 KL per hari. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan angkutan truk oleh pemerintah, kecuali untuk logistik yang mengangkut sembako maupun BBM. 

Untuk avtur di Bandara Adisutjipto, konsumsi meningkat dari 130 KL per hari menjadi 175 KL per hari, dan di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) naik dari 17 KL per hari menjadi 22 KL per hari.

Sedangkan untuk LPG, terjadi kenaikan sebesar 3,05 persen menjadi 553 metrik ton per hari. Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan konsumsi BBM lainnya. 

"Total tambahan pasokan mencapai sekitar 570.293 tabung dari rata-rata harian normal. Dengan tambahan ini, insyaallah pemenuhan kebutuhan LPG selama Ramadan dan Idul Fitri dapat berjalan dengan aman dan lancar," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak