Bambang Setiaji, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menjawab sejauh ini kekuatan ekonomi berasal dari kemandirian finansial.
Tentu hal ini harus hati-hati dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain. Hal itu untuk menjaga nilai kemandirian yang sudah dibangun.
Ekonomi ini bisa dinilai baik berkat beberapa peran alumni, baik di perguruan tinggi Muhammadiyah, SMK dan juga SD Muhammadiyah.
Jika dihitung ada 172 perguruan tinggi, 5.345 sekolah dan juga 440 pesantren yang dikelola Muhammadiyah.
Baca Juga:Inklusivitas Bukan Sekadar Slogan, Muhammadiyah & Unisa Bersatu Berdayakan Disabilitas di Jogja
Tak hanya pendidikan saja, Muhammadiyah juga memiliki 122 rumah sakit, 231 klinik dan 1.102 panti asuhan yang bergerak di bidang kesehatan.
Selain itu Muhammadiyah saat ini juga mencatat 20.645 aset wakaf dan 241 juta meter persegi tanah. Aset ini juga digunakan untuk terus mengembangkan konsep ekonomi berbasis Islam dan berorientasi pada kesejahteraan umat.
Muhammadiyah juga akan mengembangkan ekonomi berbasis syariah dengan meluncurkan Bank Syariah Muhammadiyah (BSM) di tahun 2025.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam mendukung kesejahteraan harusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Maka dari itu dengan memberikan layanan ke rakyat tentu mendukung bagaimana masyarakat berbisnis. Maka dari itu rencana BSM nanti akan memberikan kesejahteraan ke nasabah mereka.
Baca Juga:Jangan Coba-Coba 'Nuthuk'! Wali Kota Jogja Kerahkan Intel Jajan di Malioboro Lebaran 2025
Kontributor : Putu Ayu Palupi