Untuk mengatasi masalah serupa, Suhirman menyebutkan bahwa dinas siap menjadi penghubung antara sekolah dan pelaksana teknis seperti SPPG.
Ia menyarankan agar sekolah-sekolah langsung berkoordinasi dengan dinas jika ada persoalan.
"Kalau ada permasalahan, sebaiknya langsung ke dinas. Nanti kami bisa bantu buat pernyataan atau klarifikasi," imbuhnya.
Sebelumnya sejumlah siswa di SMKN 4 Yogyakarta diberitakan menemukan ulat di nasi menu MBG yang mereka terima. Selain itu beberapa kali lauk dan sayur yang mereka dapat basi dan sudah tidak layak makan.
Baca Juga:Lampu Hijau dari Keraton, Polda DIY Segera Pindah Markas ke Lahan 7,5 Hektare
Selain basi dan ada ulat, siswa mereka kadang tidak mendapatkan menu yang lengkap. Di tempat makan yang didapat, mereka hanya mendapatkan nasi dan sayur tanpa lauk dan buah.
Siswa juga beberapa kali mendapatkan buah yang tidak layak makan atau asam sehingga mereka terpaksa membuangnya.
Kondisi itu membuat sejumlah anak-anak menjadi trauma. Mereka menolak mengkonsumsi MBG dan memilih membeli jajan sendiri.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Kantor Wakil Rakyat Dikunci, Aspirasi Pendidikan Terkunci? Hardiknas Berujung Ricuh di Yogyakarta