SuaraJogja.id - Sebuah masjid masih berdiri tepat di tengah trase proyek Jalan Tol Jogja-Solo-YIA Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman.
Tak hanya berdiri, tempat ibadah umat Islam itu bahkan masih digunakan beribadah warga setempat.
Padahal sekeliling area tersebut sudah rata dengan tanah dan dilakukan penimbunan.
Bangunan masjid itu kini hanya dikelilingi oleh tanah uruk yang sudah cukup tinggi.
Baca Juga:Tol Jogja Harus Beri Manfaat, Sultan HB X Desak Pemerintah Pusat Lakukan Ini
Hanya ada jalan di sisi selatan masjid yang memisahkan tanah uruk di sisi utara dan selatan Masjid At-Taubah tersebut.
"Iya [masih digunakan warga] kita kan juga sebelum ada kesepakatan untuk pindah kan kita tidak berani untuk mengganggu gugat keberadaan masjid itu, walaupun kita dari pekerjaan juga menyesuaikan supaya seaman mungkin," kata Humas Proyek Tol Jogja Solo Seksi 2 Paket 2.2 PT Adhi Karya, Agung Murhandjanto saat dihubungi, Senin (28/7/2025).
Lantas bagaimana progres pemindahan masjid yang terdampak tol tersebut saat ini?
Agung menuturkan pembebasan lahan masjid itu masih menyelesaikan sejumlah administrasi.
Sebenarnya sudah ada lahan yang diproyeksikan untuk relokasi masjid tersebut.
Baca Juga:10 Pilar Tol Jogja-Solo 'Diputar' di Atas Ring Road, Ini Canggihnya Teknologi Sosrobahu
Namun lokasi baru yang berada di lahan sawah dilindungi (LSD) itu membuat prosesnya lebih panjang.
"Kemarin dengar informasi itu akan dipindahkan ke lokasi baru yang digantikan untuk lokasi masjid itu dengan cara dibelikan baru kemudian ada prosesi wakaf di situ," ucapnya.
"Tapi mungkin kemarin prosesnya lama itu karena lokasi tanah yang penggantinya itu masuk ke LSD, lahan sawah dilindungi sehingga harus ke [Kementerian] ATR dan Kementerian Pertanian," imbuhnya.
Saat ini, diungkapkan Agung, rekomendasi lahan pengganti masjid sudah diterbitkan.
Namun proses selanjutnya yakni lelang bangunan masjid masih membutuhkan waktu.
"Bangunannya itu kan melalui mekanisme lelang, itu kan juga memerlukan waktu lagi, yang harus dikerjakan pihak ketiga dengan dilelang nanti untuk pembangunan masjidnya atau bangunan masjidnya," kata dia.
Dia sendiri tak bisa memastikan waktu tepat dalam penyelenggaraan lelang pendirian bangunan masjid itu.
Walaupun dari kontraktor sendiri telah memberikan opsi terkait pemindahan masjid tersebut ke tempat yang lebih aman terlebih dulu.
Sembari menunggu seluruh proses administratif dan pembangunan masjid baru selesai.
"Kita bangunkan semi permanen sehingga ibadah bisa pindah ke tempat yang lebih layak dengan bangunan semi permanen tapi tidak menghilangkan hak dari kepemilikan tanah dan bangunannya nanti," tuturnya.
Mengingat pekerjaan proyek juga tengah diburu oleh waktu terkait penyelesaian.
Namun, Agung bilang belum ada tindak lanjut dari tawaran itu.
"Kita secara pekerjaan sudah kejar-kejaran dan secara teknis di lapangan kan tidak nyaman, kita ingin membangunkan semi permanen dan itu menjadi wakaf dari proyek kepada masjid, bangunan semi permanennya. Itu sudah kita tawarkan tapi belum ada respons," ujar dia.