Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!

Budayawan Sabrang Letto menyoroti kasus Tom Lembong yang viral, menyebutnya sebagai ujian berat bagi sistem hukum Indonesia

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 17:05 WIB
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
Sabrang Mowo Damar Panuluh, atau yang akrab disapa Sabrang MDP atau Sabrang Letto. [YouTube]

"Itu harus bisa dijelaskan. Jika tidak, berarti ada masalah," cetusnya, menyerukan adanya konsistensi dan keadilan tanpa pandang bulu.

Beban Moral Pemimpin: Jangan Korbankan Bangsa Demi Ego Pribadi

Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto. (tangkapan layar/Youtube)
Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto. (tangkapan layar/Youtube)

Sabrang MDP juga menyoroti tanggung jawab moral para pemimpin dan pengambil keputusan di era informasi yang serba terbuka.

Ia mengingatkan bahwa persepsi publik, terutama dari kalangan muda yang kritis, tidak bisa lagi dibeli atau dikendalikan.

Baca Juga:Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah

"Para pemimpin, pejabat, dan pelaku politik tidak bisa membeli persepsi masyarakat, terutama anak muda yang semakin banyak berpikir sendiri," kata Sabrang.

Menurutnya, sebuah keputusan yang sarat dengan nuansa ketidakadilan bukan hanya merugikan individu yang menjadi target, tetapi berpotensi menghancurkan tatanan bangsa.

Ia bahkan melontarkan pernyataan keras tentang dampak jangka panjang dari sebuah kebijakan. "Satu keputusan kecil bisa lebih berharga daripada nyawa pembuat keputusan karena dampaknya pada jutaan orang dan masa depan."

Pernyataan paling menohok datang ketika ia menggambarkan skenario terburuk dari penyalahgunaan kekuasaan. "Tragis jika kasus Tom Lembong dipenjara hanya karena perintah satu orang yang sakit hati dan memiliki sumber daya, ini menghancurkan masa depan bangsa," ungkap Sabrang.

Jalan Keluar dari Krisis: Momen Perbaikan Bersama

Baca Juga:Jogja Darurat Sampah: Penertiban Swasta Berujung Tumpukan Menggunung, WTE Jadi Harapan Terakhir?

Di tengah sorotan tajam ini, Sabrang tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan jalan keluar. Ia melihat kasus Tom Lembong sebagai momentum atau "cobaan bagi bangsa untuk benar-benar mau memperbaiki diri bersama-sama."

Kunci utamanya adalah imparsialitas. Para pemangku kepentingan didesak untuk menanggalkan ego pribadi, kepentingan politik sesaat, atau dendam personal demi kebaikan yang lebih besar.

Transparansi dan keterbukaan menjadi harga mati untuk memulihkan kepercayaan. "Perlu ada yang berpikir untuk negara dalam jangka pendek dan jangka panjang," tutup Sabrang, menekankan urgensi adanya visi kenegarawanan yang melampaui kepentingan sesaat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak