Penyebab Gelombang Tinggi Jogja Terungkap, Bibit Siklon Picu Angin Kencang dan Gelombang Ekstrem

Mereka selama dua hari terakhir akhirnya tidak melaut karena kondisi laut yang dianggap terlalu berbahaya.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 06 Agustus 2025 | 19:41 WIB
Penyebab Gelombang Tinggi Jogja Terungkap, Bibit Siklon Picu Angin Kencang dan Gelombang Ekstrem
ilustrasi gelombang laut (Pexels)

SuaraJogja.id - Gelombang tinggi menerjang kawasan pantai selatan Yogyakarta sejak Selasa (5/8/2025) malam hingga Rabu (6/8/2025) dini hari. Kejadian ini dikhawatirkan bisa menimbulkan potensi air pasang susulan.

"Air pasang mulai terjadi pada Selasa kemarin mulai pukul 19.00 WIB. Untungnya, warga segera mengamankan kapal-kapalnya, sehingga kerusakan bisa diminimalkan," papar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad di Yogyakarta, Rabu (6/8/2025).

Menurut Noviar, gelombang yang mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter sempat merusak sejumlah kapal nelayan di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul. Namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Karenanya Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Rescue Istimewa diminta mewaspadai potensi air pasang susulan. Personil Satlinmas disiagakan di sepanjang garis pantai selatan DIY untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang pasang berikutnya.

Baca Juga:Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi

"Iya, siaga semua. Jadi Satlinmas Rescue di bawah Satpol PP tetap disiagakan penuh," jelasnya.

Noviar menambahkan, fenomena gelombang tinggi ini berdampak pada aktivitas para nelayan.

Mereka selama dua hari terakhir akhirnya tidak melaut karena kondisi laut yang dianggap terlalu berbahaya.

"Untuk sementara, mereka tidak melaut. Karena gelombang tinggi, enggak ada juga yang berani ke laut," jelasnya.

Dengan tidak menentunya cuaca, Noviar mengimbau warga dan wisatawan yang beraktivitas di kawasan pantai agar tetap waspada. Selain itu mematuhi seluruh rambu peringatan.

Baca Juga:Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...

Bagi wisatawan yang ingin berenang, Noviar meminta mereka menggunakan pelampung demi keselamatan.

Namun jika sewaktu-waktu ada larangan bermain di laut, mereka harus segera naik ke daratan.

"Tidak hanya wisatawan tetapi masyarakat juga tetap waspada terkait gelombang tinggi. Sewaktu-waktu jika ada imbauan untuk segera naik ke daratan, tolong segera diindahkan. Bagi yang berenang, kami imbau tetap memakai pelampung," kata dia.

Secara terpisah Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang berlaku mulai 6 - 9 Agustus 2025.

Sebab kondisi atmosfer menunjukkan adanya Bibit Siklon 905 di Samudra Hindia sebelah Barat Daya Sumatera dan sirkulasi siklonik di Kalimantan bagian utara.

Kedua sistem cuaca ini memicu terbentuknya belokan angin (shearline) di Sumatera bagian selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak