SuaraJogja.id - Memasuki hari kedua Jogja Marketing Festival (JMF) 2025, rangkaian kegiatan berlangsung meriah dan penuh inspirasi. Acara yang menjadi bagian dari Indonesia Marketing Festival (IMF) 2025 ini dibuka dengan tarian pembuka persembahan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo yang merepresentasikan kekayaan budaya Yogyakarta sekaligus menegaskan pentingnya identitas lokal dalam strategi pemasaran daerah.
Sesi pembukaan menghadirkan Yuna Pancawati, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang menekankan pentingnya sinergi pemerintah, industri, dan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi, termasuk AI, untuk mendorong pertumbuhan pariwisata, perdagangan, dan investasi.

“Kami percaya festival ini menjadi ajang membangun kemitraan strategis, mempromosikan produk unggulan Yogyakarta, dan menginspirasi generasi muda. Dampaknya tidak hanya pada kemajuan ekonomi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan budaya. Terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi, semoga festival ini menjadi momentum penguatan kerja sama
lintas sektor,” ujar Yuna.
Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi luar biasa, Jogja Marketing Festival 2025 menghadirkan Industry Marketing Champion DIY dan Public Service Awards DIY bagi tokoh serta institusi yang dinilai berhasil memajukan pemasaran daerah.
Baca Juga:Kolaborasi BRI & Indogrosir Dorong Digitalisasi UMKM dan Toko Ritel di Seluruh Indonesia
Selanjutnya, Endah Subekti Kuntariningsih, S.E., M.P., Bupati Kabupaten Gunung Kidul, membawakan paparan “City Branding: Strategi Daerah untuk Mempromosikan Pariwisata, Perdagangan, dan Investasi”. Endah menekankan bahwa branding kota atau daerah harus mengangkat kekuatan lokal sambil membuka diri terhadap peluang global. Dengan strategi branding yang tepat dan pemanfaatan relasi media yang baik, branding akan memberikan dampak positif.

Dua sesi panel interaktif turut memeriahkan acara. Panel “New Customer Management: Membangun Loyalitas dengan Teknologi Cerdas” menghadirkan Muhammad Pradytio, Project Officer Diplomat Success Challenge (DSC) & Founder Impala Network yang menegaskan bahwa AI dapat membantu memahami pelanggan lebih baik, namun tujuan bisnis harus tetap berorientasi pada penjualan yang bertanggung jawab.
Selaras, KPH dr. Samuel Johny Haryono Wedyodiningrat, Founder and Owner Museum Ullen Sentalu melengkapi bahwa teknologi penting untuk memperluas jangkauan, tetapi sentuhan personal tetap menjadi kunci dalam menjaga hubungan dengan pengunjung.
Panel diskusi “New Product & Brand Management: Memperkuat Inovasi dan Reputasi dengan AI” menampilkan Tyar Septa, Branch Manager MSGLOW Aesthetic Clinic Jogja & Bandung yang menegaskan bahwa inovasi di industri kecantikan tidak hanya soal tren, tetapi juga bagaimana teknologi dapat memberikan pengalaman yang relevan dan personal bagi pelanggan.
Sementara itu, Joko Dwi Harsono, Digital Business Solution Team Leader BNI yang memaparkan pemanfaatan AI untuk menciptakan inovasi produk sekaligus memperkuat citra merek di tengah persaingan digital yang semakin memanas.
Baca Juga:UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
Sebagai wujud komitmen terhadap pengembangan talenta muda dan kolaborasi lintas sektor, Jogja Marketing Festival 2025 menganugerahkan Entrepreneurial Marketing - Campus for Impact 2025 dan Corporate for Impact 2025 kepada universitas, pelaku industri, dan pemerintah yang aktif membangun ekosistem berkelanjutan.
Menjelang penutupan, digelar Content Marketing Competition Awarding, hasil kolaborasi MarkPlus Institute dan ANTAM Logam Mulia. Kompetisi ini menantang peserta memecahkan studi kasus nyata dengan solusi pemasaran kreatif. Penyerahan hadiah dilakukan secara simbolis dan diakhiri dengan foto bersama para pemenang dan tamu kehormatan, dengan harapan karya para peserta dapat menjadi inspirasi strategi pemasaran masa depan. Mengupas tantangan geopolitik dan persaingan global di tengah pesatnya perkembangan teknologi, serta strategi adaptif yang dapat diambil pelaku usaha.
Puncak inspirasi berlanjut melalui sesi “Tech War or Trade War: Memahami Tantangan Baru Pemasaran” yang dibawakan oleh Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp, mengupas tantangan geopolitik dan persaingan global di tengah pesatnya perkembangan teknologi, serta strategi adaptif yang dapat diambil pelaku usaha.
Hermawan juga menegaskan pentingnya peran dunia bisnis dalam mencapai Sustainable Development Goals pada 2030, sekaligus mengajak pelaku bisnis, pemerintah, dan akademisi bersatu membangun ekosistem yang tangguh. Keberhasilan di era disrupsi, tegasnya, tidak hanya bergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap teknologi, tetapi juga pada kemauan berkolaborasi lintas sektor demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. ***