"Reset System": Grafiti Kritik Aparat di Jogja Raib! Seniman Mengaku Didatangi Orang Tak Dikenal

Para seniman bahkan sempat akan dijemput paksa namun satu truk yang disiapkan tak berani mengangkut karena tak ada indikasi kriminal.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 03 September 2025 | 15:18 WIB
"Reset System": Grafiti Kritik Aparat di Jogja Raib! Seniman Mengaku Didatangi Orang Tak Dikenal
Karya grafiti seniman Jogja di Jokteng yang dihapus oleh orang tak dikenal Rabu (3/9/2025). [/Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Sekitar 20 seniman jalanan di Yogyakarta menyuarakan kritik sosial melalui seni grafiti di Jembatan Kewek dan perempatan Pojok Beteng Wetan, Senin (1/9/2025).

Namun tak sampai 24 jam, karya grafiti yang berbunyi "Reset System" dan "Awas Intel" berwarna pink dan hijau yang menggambarkan aksi solidaritas dan perlawanan yang tengah marak dalam berbagai unjukrasa sudah dihapus oleh orang tak dikenal.

Kinky20, salah satu seniman yang terlibat di Yogyakarta, Rabu (3/9/2025) menyatakan, karya tersebut memang dibuat untuk menyinggung aksi represif aparat dalam aksi unjukrasa di sejumlah daerah, termasuk di Yogyakarta.

Sebut saja kematian pengemudi ojek online mahasiswa di Jakarta dan mahasiswa Amikom Yogyakarta yang melibatkan para aparat.

Baca Juga:Ricuh Depan Mapolda DIY: 60 Orang Diamankan, Satu Pelajar Bawa Bom Molotov

"Kami buat karya senin [1/9/205], tapi kemarin selasa [2/9/2025], karya yang di jembatan sudah dihapus, sedangkan yang di Jokteng Wetan sebagian kata dihapus," paparnya, Rabu.

Para seniman menilai tindakan ini sebagai bentuk pembredelan kreativitas dan pengekangan kebebasan berekspresi.

Kinky20 menyebut, awalnya ada dua mural yang mereka kerjakan bersama sekitar 20 seniman. Proses dimulai sejak siang hingga malam hari pada Senin kemarin.

Namun tiba-tiba mereka didatangi segerombolan orang.

Massa yang datang mengaku polisi dan bertanya tentang kegiatan mereka melukis grafiti.

Baca Juga:Korban Luka Demo Capai 29 Orang di RSUP Sardjito, Satu Meninggal setelah Gagal Resusitasi Jantung

"Ini sudah kami diskusikan jauh-jauh hari. Setelah mural selesai, sekitar pukul 19.30 WIB, kami tiba-tiba didatangi segerombolan orang berpakaian preman. Mereka marah-marah, menyinggung mural tentang polisi, dan merasa tersinggung," ujar Kinky.

Menurutnya, kelompok itu meski datang tanpa seragam resmi diyakini merupakan aparat.

Apalagi ada mobil polisi yang ikut terparkir di dekat mereka.

Mereka menginterogasi tujuan mural, bahkan hampir mengintimidasi para seniman dengan nada keras.

Namun para seniman memberikan penjelasan terkait karya seni tersebut.

Namun aparat tetap bersikeras para seniman jalanan tidak membuat grafiti tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?