Apalagi meski menghadapi tantangan, pariwisata Indonesia mencatat capaian positif. Berdasarkan Travel and Tourism Development Index (TTDI) terbaru, Indonesia menempati posisi kedua di ASEAN, melampaui Thailand, dan berada di peringkat 22 dunia. Ini berarti naik 10 peringkat dari sebelumnya.
Namun capaian itu harus dijaga dengan strategi yang lebih adaptif.
Salah satunya melalui diferensiasi berbasis budaya dan kearifan lokal.
"Kalau sama dengan destinasi negara lain, kita mau jual apa. Justru keunikan budaya inilah yang jadi keunggulan. Kalau wisatawan asing berkurang, wisatawan domestik masih sangat potensial. Jadi pemerintah perlu menata ulang strategi agar sektor ini tetap tangguh menghadapi guncangan," ungkapnya.
Baca Juga:Tragis! Mahasiswa Amikom Meninggal Usai Ikut Aksi Unjuk Rasa, Kampus Berharap Penjelasan Polda DIY
Sugiarto menambahkan, untuk bisa mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan, lulusan doktoral pariwisata diharapkan mampu berperan mengembangkan nasionalisme sekaligus berkontribusi dalam peningkatan kualitas pariwisata Indonesia.
Mereka bisa terlibat dalam berbagai upaya perbaikan ekosistem pariwisata, mulai dari pengembangan destinasi, peningkatan infrastruktur, hingga strategi promosi, mulai memberikan hasil yang nyata.
"Pentingnya kontribusi ilmiah dari para dosen dan mahasiswa untuk menciptakan kebaruan dalam bidang pariwisata," kata dia.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Jogja Terancam Jadi Tempat Transit? Tol Datang, Wisatawan Cuma Lewat