Bukan Jorok, Ini Kisah Kue dengan Nama Kemaluan Pria di Jogja

Mengungkap kisah di balik nama kue khas Bantul dan deretan jajanan tradisional Indonesia lainnya yang punya nama unik dan 'nyeleneh'.

Budi Arista Romadhoni
Senin, 22 September 2025 | 12:18 WIB
Bukan Jorok, Ini Kisah Kue dengan Nama Kemaluan Pria di Jogja
Kue bernama kontol kejepit asal jogja. [Instagram/undercover.id]
Baca 10 detik
  • Kue Kon*** Kejepit atau Adrem dari Bantul dinamai berdasarkan proses pembuatannya yang dijepit.
  • Nama yang terdengar vulgar ini merupakan cara penamaan lama yang deskriptif dan lugas oleh masyarakat.
  • Indonesia punya banyak kuliner bernama unik lain seperti Kue Tete, Es Jembut Kecabut, & Sate Kere.

SuaraJogja.id - Di tengah gempuran kuliner modern, sejumlah jajanan tradisional Indonesia bertahan dengan nama yang unik, bahkan cenderung dianggap jorok atau vulgar oleh sebagian orang.

Salah satunya adalah "Kon*** Kejepit", penganan manis asal Bantul, Yogyakarta, yang namanya sontak membuat dahi berkerut sekaligus mengundang rasa penasaran.

Meski namanya terdengar kontroversial, kue ini bukanlah lelucon baru. Sebaliknya, ia merupakan warisan kuliner yang memiliki sejarah panjang.

Dikenal juga dengan nama yang lebih sopan, Kue Adrem, penganan ini sudah eksis sejak lama dan bahkan disebut-sebut dalam Serat Centhini yang ditulis pada abad ke-18.

Baca Juga:Lima Makanan Tradisional di Kota Jogja Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Apa Saja?

Lantas, dari mana asal-usul nama yang provokatif tersebut? Nama "Kon*** Kejepit" atau yang sering disingkat "Tolpit" ternyata lahir dari proses pembuatannya yang khas.

Adonan yang terbuat dari tepung beras dan gula jawa cair digoreng, dan saat setengah matang, adonan tersebut dijepit menggunakan dua bilah bambu atau sumpit agar bentuknya mekar dan tidak beraturan.

Proses penjepitan inilah yang menginspirasi nama tersebut, yang bagi masyarakat lokal dianggap sebagai deskripsi harfiah dari cara pembuatannya.

Namun, seiring waktu, nama Adrem mulai lebih sering digunakan, terutama oleh generasi penjual yang lebih muda untuk menjangkau pasar yang lebih luas tanpa menimbulkan kesalahpahaman.

Kue Adrem sendiri memiliki filosofi sebagai simbol penghormatan untuk Dewi Sri atau dewi kesuburan, wujud syukur atas hasil panen yang melimpah.

Baca Juga:Sambut Perayaan Imlek, Kue Keranjang di Kota Yogyakarta Mulai Diproduksi

Tak Sendirian, Banyak Kuliner Bernama 'Nyeleneh'

Kue Kon*** Kejepit tidak sendirian dalam jagat kuliner Nusantara yang kaya akan nama-nama unik. Fenomena penamaan makanan yang terdengar aneh ini tersebar di berbagai daerah, masing-masing dengan cerita dan asal-usulnya sendiri.

Di Jakarta, kita mengenal Kue Tete, yang bentuknya dianggap menyerupai payudara.

Sementara itu, dari Purworejo, Jawa Tengah, ada Es Jembut Kecabut, sebuah akronim dari lokasinya di timur Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh.

Ada pula Ketupat Jembut dari Semarang, di mana isian tauge yang menyembul keluar dari ketupat dianggap mirip rambut kemaluan.

Nama-nama ini, meski terdengar tabu bagi sebagian kalangan, menunjukkan cara masyarakat zaman dulu menamai sesuatu secara lugas, deskriptif, dan terkadang jenaka tanpa beban.

Jajanan seperti Sate Kere (sate orang miskin) dari Solo yang terbuat dari ampas tahu, atau Kerupuk Melarat dari Cirebon yang digoreng tanpa minyak, juga menjadi cerminan kondisi sosial ekonomi pada masanya.

Keberadaan kuliner dengan nama-nama unik ini menjadi bukti kekayaan budaya dan kreativitas verbal masyarakat Indonesia.

Di tengah arus modernisasi, melestarikan jajanan ini bukan hanya soal menjaga resep, tetapi juga merawat cerita, sejarah, dan keunikan lokal yang terbungkus di balik nama-nama yang menggelitik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak